RESEILIENSI PADA PEDERITA GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD dr. SLAMET GARUT
Main Author: | Nurfianti, Isna |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/35056 |
Daftar Isi:
- Gagal ginjal kronis merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dan pasiennya harus menjalani terapi, salah satunya hemodialisis. Penyakit yang bersifat kronis dan terapi jangka panjang menjadi penyebab pasien mengalami cemas, stres dan depresi. Salah satu indikator yang dapat menilai koping dan depresi seseorang adalah resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat resiliensi pada penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD dr. Slamet Garut. Metode pada penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan dengan total sampling dan didapatkan ukuran sampel sebanyak 58. Instrumen penelitian berupa kuesioner Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang terdiri dari 25 item pernyataan. Uji instrumen pernah dilakukan oleh Rinaldi (2010) dan dinyatakan valid serta reliabel. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan 62% pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis berada pada tingkat resiliensi sedang. Domain resiliensi secara umum berada pada tingkat sedang dengan domain kontrol diri cenderung lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan resiliensi pada penderita gagal ginjal kronis masih perlu ditingkatkan. Perawat perlu meningkatkan resiliensi dengan menjalankan fungsinya sebagai konselor untuk membantu pasien mengembangkan sikap, perasaan, dan perilaku positif selama menghadapi penyakitnya. Perawat dapat membentuk suatu komunitas sebagai tempat berbagi pengalaman. Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang memengaruhi resiliensi.