PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TB PARU PADA PASIEN TB PARU DI LIMA PUSKESMAS KABUPATEN SUMEDANG
Main Author: | Rahmawati, Fitri |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/34898 |
Daftar Isi:
-    Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia, termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru ditularkan melalui udara dari air ludah, bersin, dan batuk. Penularan kuman tuberkulosis dipengaruhi oleh perilaku penderita dalam mencegah penularan penyakit tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan penularan tuberkulosis paru pada pasien tuberkulosis paru di lima puskesmas Kabupaten Sumedang, yaitu Puskesmas Jatinangor, Puskesmas Cimanggung, Puskesmas Cimalaka, Puskesmas Tanjungsari, dan Puskesmas Darmaraja. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan subvariabel pengetahuan, sikap, dan tindakan. Teknik sampling purposif sampling dengan jumlah sampel 43 orang. Data diperoleh melalui angket atau kuesioner.    Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya dari responden (41,9%), memiliki pengetahuan dalam kategori kurang terhadap pencegahan penularan tuberkulosis. Sedangkan 34,9% memiliki pengetahuan cukup, dan 23,2% dalam kategori baik. Sedangkan untuk sikap, sebagian besar dari responden (58,1%) menunjukkan sikap yang tidak mendukung, dan sebesar 41,9% yang menunjukkan sikap mendukung. Sementara untuk tindakan, sebagian besar dari responden (55,8%) menunjukkan kategori tindakan yang tidak tepat dan hanya 44,2% kategori tindakan yang tepat.    Untuk menumbuhkan kesadaran berperilaku yang benar pada pasien terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan penularan tuberkulosis maka dibutuhkan program promosi kesehatan yang terus-menerus dan berkelanjutan, khususnya yang berkenaan dengan pencegahan penularan tuberkulosis paru. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kerjasama lintas sektoral yang lebih komprehensif, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan peran petugas dalam melaksanakan strategi DOTS agar program yang akan dilakukan dapat berjalan dengan efektif.