Praktik Komersialisasi Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Isu Lingkungan Habitat Burung Blekok (Bubulcus ibis) di Kampung Rancabayawak Bandung

Main Author: Rahmanida, Shafina
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/33694
Daftar Isi:
  • SHAFINA RAHMANIDA, 210110140047, 2014. Praktik Komersialisasi Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Isu Lingkungan Habitat Burung Blekok (Bubulcus ibis) di Kampung Rancabayawak Bandung. Studi Kasus Intrinsik Robert E. Stake mengenai Praktik Komersialisasi Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Isu Lingkungan Habitat Burung Blekok (Bubulcus ibis) di Kampung Rancabayawak Bandung. Pembimbing Utama Dr. Herlina Agustin, S.Sos., MT dan Pembimbing Pendamping Efi Fadilah,S.Sos., M. Pd. Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana praktik komersialisasi Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap isu lingkungan habitat burung blekok (Bubulcus ibis) di Kampung Rancabayawak Bandung terbentuk atas peran individu jurnalis, peran internal, dan peran eksternal yang dituangkan dari teori Hierarki Pengaruh Konten Media Massa, teori Gatekeeper, teori Ekonomi Politik Media, dan konsep Jurnalisme Lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik Robert E. Stake. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wartawan HU Pikiran Rakyat yang bertugas meliput di lapangan memiliki latar belakang dan pengalaman yang cukup mendukung dalam menghasilkan pemberitaan lingkungan, terutama isu terancamnya habitat burung blekok. Namun, jajaran atas redaksi HU Pikiran Rakyat menetapkan kebijakan “khusus” terhadap pemberitaan yang menyinggung perusahaan pengiklan dengan cara berupa memperhalus isi maupun meredam pemberitaan terkait. Simpulan penelitian ini adalah seluruh informan wartawan HU Pikiran Rakyat sebagai individu jurnalis menyalurkan rasa peduli terhadap lingkungan dalam menghasilkan pemberitaan. Idealisme ini tetap diterapkan meski mereka sadar adanya kemungkinan tidak naik cetak bagi berita yang melibatkan pengiklan. Jajaran atas redaksi menetapkan kebijakan khusus terhadap pemberitaan habitat burung blekok agar tidak menyinggung pengiklan. Kebijakan ini muncul karena HU Pikiran Rakyat mengutamakan kepentingan bisnis daripada kepentingan idealisme jurnalistik. Hal ini juga terjadi karena peran perusahaan pengiklan HU Pikiran Rakyat terkait yang menyebabkan intervensi terhadap redaksi sehingga isu tersebut tidak dilaporkan berulang-ulang sesuai idealisme jurnalisme lingkungan. Peneliti menyarankan agar redaksi HU Pikiran Rakyat meningkatkan kualitas diskusi antar anggota redaksi agar seluruh bagian redaksi dapat berperan memutuskan kebijakan pemberitaan. Hal ini turut berguna agar redaksi dapat sama-sama berdiskusi menemukan solusi terbaik dalam menghadapi sulitnya persaingan media cetak dengan tetap mengutamakan nilai-nilai jurnalistik dan tanpa perlu menerima intervensi dari pihak luar.