KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNITAS TABOO DALAM MEMBENTUK RW 03 DAGO POJOK SEBAGAI KAMPUNG KREATIF
Main Author: | Agustinus, Rio |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/33562 |
Daftar Isi:
- Komunikasi Persuasif merupakan pendekatan yang tepat jika dikaitkan dengan program komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial, salah satunya adalah yang kegiatan komunikasi persuasif yang dilakukan Komunitas Taboo dalam membentuk RW 03 Dago Pojok sebagai Kampung Kreatif. Kawasan RW 03 Dago Pojok yang dulunya merupakan kawasan yang kumuh, sepi dan mayoritas masyarakatnya kurang sejahtera berhasil diubah menjadi kawasan yang sarat akan nilai-nilai kreativitas dan seni dan berpartisipasi dalam program Kampung Kreatif dan mengaplikasikan nilai-nilai seni dan kreativitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi persuasif Komunitas Taboo dalam membentuk RW 03 Dago Pojok sebagai Kampung Kreatif. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam langkah persuasi oleh William J. Mcguire. Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme dengan jenis penelitian studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi kepustakaan, dengan teknik pengumpulan key informan secara purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan tiga tahap, yaitu reduksi, penyajian, serta penarikan kesimpulan. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Taboo telah melakukan upaya presenting, attending, comprehending, yielding, retaining dan acting dalam program ini dengan baik. Upaya ini dilakukan dengan cara penyampaian pesan yang dilakukan melalui kurator program dan perwakilan warga, pendekatan personal kepada warga untuk menyamakan nilai dan ideologi, konsistensi program kreatif, penunjukan bukti nyata manfaat kampung kreatif, mengadakan festival dalam rangka pengingatan, dan konsistensi pelibatan warga dalam program. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa komunikasi persuasif yang dilakukan Komunitas Taboo sudah dapat membentuk RW 03 Dago Pojok sebagai kampung kreatif. Dalam memeliharanya, penulis menyarankan untuk tetap menjaga konsistensi kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga RW 03 Dago Pojok, baik dalam bentuk festival maupun diskusi rutin. Selain itu, diperlukan observasi dan analisis rutin terhadap perkembangan usaha kreatif warga melakukan evaluasi program maupun rapat-rapat mengenai program ini, terdapat data akurat sehingga warga semakin yakin dan paham akan pentingnya program ini.