Komodifikasi Ruang Privasi Dalam Tayangan Televisi
Main Author: | M, Yohanes Agung A |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/32924 |
Daftar Isi:
- Yohanes Agung Aditya Metekohy, 210110120318, Mahasiswa Program Studi Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Skripsi ini berjudul “Komodifikasi Ruang Privasi Dalam Tayangan Televisi, Analisis Wacana Kritis Mengenai Komodifikasi Ruang Privasi Dalam Tayangan Reality Show Katakan Putus Trans TV”. Pembimbing Utama Dr. Eni Maryani, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Iwan Koswara, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik-praktik komodifikasi ruang privasi yang ditampilkan dalam tayangan reality show Katakan Putus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Objek penelitian dari penelitian ini adalah tayangan reality show Katakan Putus. Penelitian ini juga dibantu dengan teori cultural studies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reality show Katakan Putus mengkomodifikasi ruang privasi dalam setiap tayangannya. Pada dimensi teks, tayangan reality show Katakan Putus secara perlahan membentuk dan menanamkan pandangan terhadap privasi seseorang kepada khalayak ditunjukkan melalui analisis representasi, analisis relasi, dan analisis identitas dari tayangannya. Pada dimensi praktik wacana, proses produksi teks dan konsumsi teks berpengaruh dalam membentuk pandangan bahwa privasi dapat secara wajar diumbar dan ditayangkan dalam tayangan televisi. Akibat komodifikasi privasi ini, muncul sebuah realitas bahwa khalayak berhak memperoleh informasi sedetail-detailnya mengenai seseorang tanpa memikirkan ruang privasi bukanlah sesuatu yang dapat disebarluaskan dalam ruang publik. Saat khalayak merasa terpuaskan dan terhibur dari konten tersebut, maka pada saat itulah industri media telah berhasil membentuk sebuah komodifikasi privasi yang mampu menjadi kekuatan daya jualnya. Dalam dimensi praktik sosiokultural, unsur ekonomi media berhasil menunjukkan perpindahan dari ruang privasi ke ruang publik. Undang-undang yang mengatur mengenai hak privasi khalayak dalam televisi belum terlalu kuat untuk membatasi perpindahan tersebut. Saran dalam penelitian ini adalah; setiap media televisi agar berhenti menampilkan tayangan televisi yang terlalu mengumbar privasi seseorang. Setiap produsen tayangan televisi agar mulai memproduksi tayangan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. KPI harus lebih peduli, berani, dan tegas dalam menindaklanjuti hal-hal yang menyangkut hak privasi. Serta sebagai khalayak, kita harus lebih cerdas dalam memilih jenis tayangan yang ada di televisi dan tidak hanya terus-menerus menerima konten media, tetapi harus bisa mengkritik dan melaporkan tayangan-tayangan yang kurang sesuai dan tidak mendidik.