MAKNA RUWATAN CUKUR RAMBUT GIMBAL DI DATARAN TINGGI DIENG
Main Author: | B, David Ericson |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/32180 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna, pengalaman informan dalam menjalankan ruwatan cukur rambut gimbal, perilaku komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng khususnya orang tua yang memiliki anak gimbal dan sudah pernah menjalani ritual ruwatan cukur rambut gimbal. Paradigma penelitian adalah konstruktivisme dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi pustaka dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data menggunakan teknik analisis Creswell. Teknik validitas menggunakan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan pemaknaan ruwatan cukur rambut gimbal pun terbagi menjadi dua, yaitu makna secara budaya dan makna secara agama. Makna secara budaya menghasilkan makna ruwatan cukur rambut gimbal sebagai ritual yang wajib dan bersifat sakral, permintaan nenek moyang, sarana untuk melepaskan sekaligus memberikan sesajen bagi “penunggu” yang ada dalam diri sang anak. Pemakanaan ruwatan cukur rambut gimbal secara agama yaitu sebagai kegiatan memanjatkan doa untuk meminta keselamatan dunia akhirat. Pengalaman informan dalam menjalankan ritual ruwatan cukur rambut gimbal dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra ruwatan cukur rambut gimbal, proses ruwatan cukur rambut gimbal dan pasca ruwatan cukur rambut gimbal. Perilaku komunikasi yang muncul dalam prosesi ruwatan cukur rambut gimbal dimulai dengan pengajian bersama, pemotongan rambut anak gimbal, pemberian tebusan dan diakhiri dengan pelarungan rambut gimbal. Saran peneliti sebaiknya setiap masyarakat Dataran Tinggi Dieng memahami makna utuh dari ruwatan cukur rambut gimbal. Ritual ini pun sebaiknya segera didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Jangan sampai kegiatan ritual ini hanya dijadikan ajang komersil semata, namun tetap memerhatikan nilai-nilai budaya dan kesakralan yang ada di dalamnya. Kata kunci: ruwatan cukur rambut gimbal, perilaku komunikasi, ritual adat