Makna Cornering Bagi Anggota Club Motor Prostreet Di Bandung
Main Author: | Wachdaniat, Sandy |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/31367 |
Daftar Isi:
- Sandy Wachdaniat. 210110070384. 2014. Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Dr. Atwar Bajari, M.Si sebagai pembimbing utama, dan Ira sebagai pembimbing pendamping. Penelitian ini berjudul “Makna Cornering bagi Anggota Club Motor Prostreet di Bandung” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motif anggota Prostreet melakukan cornering, Pengalaman anggota Club Motor Prostreet dalam melakukan Cornering, dan penggunaan symbol anggota Club Motor Prostreet dalam cornering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dalam tradisi fenomenologi dengan menggunakan perspektif teoritis konstruktivisme. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada dua motif anggota club motor Prostreet melakukan cornering. Yakni motif hobi, karena kesukaan angggota club motor tersebut dalam berkendara motor, dan motif kepuasaan diri. Di mana, anggota club motor prostreet melakukan cornering untuk mencari kepuasaan, atau kesenangan. Dan mereka umumnya akan merasa puas jika bisa melakukan cornering dengan baik. Anggota memaknai pengalaman mereka dalam cornering sebagai hal yang menyenangkan, sekaligus juga menegangkan. Karena, banyak pengalaman menarik yang mereka rasakan selama melakukan cornering itu, baik suka maupun duka. Adapun, dalam cornering, anggota club motor Prostreet menggunakan lima symbol. Pertama, kaki kanan yang selonjor ke jalan, yang bearti agar hati-hati, karena di depan ada lobang. Kedua, tangan kanan mengacung ke atas, dengan permukaan tangan menghadap ke depan, pertanda untuk berhati hati dan mengurangi kecepatan. Ketiga, tangan kanan mengepal ke atas, pertanda harus berhenti, karena ada sesuatu hal, bisa macet, atau lain sebagainya. Keempat, melambaikan tangan ke bawah, yang artinya agar peserta touring menambah kecepatan. Kelima, salam dua jari ke bawah, menunjukkan ketua rombongan di belakang, agar maju mendekati ketua rombongan di depan.