Pemberitaan Pro-Kontra Rencana Konser Lady Gaga di Republika dan Koran Tempo
Main Author: | F, Kiky Amalia Indria |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/31263 |
Daftar Isi:
- Kiky Amalia Indria Furqon. 210110060162. 2013. Pemberitaan Pro-Kontra Rencana Konser Lady Gaga di Republika dan Koran Tempo. Analisis Framing dengan Metode Robert M. Entman tentang Pemberitaan Pro-Kontra Rencana Konser Lady Gaga di Republika dan Koran Tempo Edisi 16-29 Mei 2012. Pembimbing Utama Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., SH., M.Si, dan pembimbing pendamping Pandan Yudhapramesti, S.sos, M.T.. Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian ini bertujuan mengetahui pembingkaian Republika dan Koran Tempo mengenai pro-kontra rencana konser Lady Gaga. Metode yang digunakan adalah analisis framing model Robert M. Entman untuk mengetahui bagaimana media massa membingkai dan mengkonstruksi realitas dengan mengidentifikasi masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat keputusan moral, dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Republika mengidentifikasi masalah pro-kontra rencana konser Lady Gaga sebagai masalah budaya, sedangkan Koran Tempo memandang masalah ini sebagai masalah birokrasi. Kedua media menilai promotor, Lady Gaga, ormas dan kepolisian sebagai penyebab pro-kontra. Keputusan moral Republika adalah Lady Gaga tidak layak untuk tampil di Indonesia, sedangkan Koran Tempo mengevaluasi bahwa pro-kontra ini dapat mengancam citra Indonesia sebagai negara pluralis dan demokratis. Republika merekomendasikan masyarakat tegas dalam menolak hal yang mengancam budaya bangsa, sedangkan Koran Tempo menekankan kepolisian seharusnya tegas membuat keputusan terkait perizinan hiburan. Simpulan penelitian, Republika dan Koran Tempo memiliki pemilihan isu dan penonjolan fakta yang berbeda dalam pemberitaannya. Kedua media menjalankan fungsi kontrol sosial agar masyarakat lebih cerdas menyikapi pro-kontra, mencegah terjadi konflik yang lebih besar. Peneliti menyarankan kedua media lebih berimbang dan mengurangi pengaruh ideologi dalam penulisan berita pro-kontra, serta mengutamakan kepentingan umum.