TINJAUAN YURIDIS MENGENAI WASIAT ANAK ANGKAT TUNGGAL YANG MENDAPATKAN HARTA WARISAN LEBIH DARI 1/3 BAGIAN BERDASARKAN HUKUM ISLAM DAN DIKAITKAN DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
Main Author: | Putri, Revina Destiani |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/2974 |
Daftar Isi:
- Pengangkatan anak merupakan suatu solusi atau perbuatan hukum yang dapat dilakukan oleh pasangan yang telah berumah tangga, akan tetapi tidak kunjung diberikan keturunan karena terbentur takdir Allah S.W.T. Masyarakat Indonesia seringkali memberikan kesetaraan kedudukan hukum antara anak angkat dengan anak kandung, yang mana apabila dihadapkan dengan norma hukum hal tersebut bertentangan dengan hukum Islam yang tidak memberikan kedudukan atau hak yang sama antara anak kandung dengan anak angkat, khususnya dalam hal waris. Penelitian ini tergolong penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder. Penelitian ini akan menganalisis dan mengolah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka. Penelitian ini menghasilkan suatu jawaban yakni hukum Islam dan KHI mengatur bahwa kedudukan anak angkat tunggal tidak sama dengan anak kandung, oleh karena itu, anak angkat tunggal tidak bisa mendapatkan harta warisan dari orang tua angkatnya. Sebagai solusi, anak angkat tunggal bisa mendapatkan bagian dari harta peninggalan orang tuanya dengan adanya wasiat wajibah. Kemudian upaya hukum yang dapat dilakukan oleh anak angkat tunggal yang mendapat wasiat melebihi 1/3 bagian dari harta warisan ketika ada penolakan dari ahli waris lainnya berdasarkan hukum Islam dan dikaitkan dengan KHI ialah upaya penyelesaian hukum secara non-litigasi (mediasi) dan litigasi (penyelesaian sengketa di pengadilan).