REPRESENTASI CALON PRESIDEN DALAM PEMBERITAAN DEBAT CALON PRESIDEN PEMILIHAN UMUM 2019 DALAM MEDIA BBC NEWS: SUATU KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS

Main Author: Aziz, Rahmi
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/24561
Daftar Isi:
  • Skripsi ini berjudul “Representasi Calon Presiden dalam Pemberitaan Debat Calon Presiden Pemilihan Umum 2019 di Media BBC News: Suatu Kajian Analisis Wacana Kritis”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Sumber data dari penelitian ini berasal dari berita situs www.bbc.com mengenai acara debat yang diselenggarakan pada tanggal 17 Januari, 30 Maret, dan 13 April 2019, yang masing-masing terdapat dalam artikel berjudul; (1) “Debat Capres: Jokowi Kenalkan ‘Dilan’ alias Digital Melayani, Prabowo Janji ‘Pertahankan Pancasila sampai Titik Darah Terakhir”, (2)“Debat Pilpres: ‘Datar’ sampai saling Tuding Penegakkan Hukum dan Penindakan Korupsi”, dan (3) “Debat Terakhir Capres: Sandiaga Sebut ‘Referendum Ekonomi’, Jokowi: ‘Tidak Mungkin Langsung Balikkan Tangan”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan analisis wacana kritis model Norman Fairclough dengan melihat tiga dimensi, yaitu: dimensi tekstual yang meliputi struktur teks, kohesi dan koherensi, leksikal serta modalitas; dimensi praktik kewacanaan yang meliputi produksi dan penyebaran teks; dan dimensi sosial budaya yang meliputi konteks situasi, konteks institusi, dan konteks sosial budaya. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana representasi calon presiden berdasarkan analisis representasi teks, praktik kewacanaan, dan praktik sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan struktur dan kuantitas penggambaran capres pada analisis teks, Prabowo lebih banyak direpresentasikan daripada Jokowi. Berdasarkan jumlah pemaknaan dari aspek kebahasaan yang terdiri dari konjungsi, modalitas, dan leksikal ditunjukkan bahwa BBC News merepresentasikan kedua capres secara positif dengan jumlah yang seimbang, dan pencitraan negatif lebih banyak ditujukan kepada Jokowi. Pada analisis praktik kewacanaan dan sosial budaya menunjukkan bahwa (1) BBC News merupakan media yang besar dengan cakupan internasional dan (2) situasi Indonesia yang marak pemilu, menjadi keuntungan tersendiri bagi BBC News dalam mengonstruksikan beritanya dengan muatan politiknya.