ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TEH HITAM PADA PT PERKEBUNAN TAMBI (Studi pada Unit Pengolahan Tambi)

Main Author: Putri, Rizki Oktaria
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/22897
Daftar Isi:
  • PT Perkebunan Tambi merupakan salah satu perusahaan teh berupa Perkebunan Besar Swasta. Perusahaan menghasilkan bahan baku sendiri, kemudian diolah melalui proses produksi menjadi teh hitam yang siap dikonsumsi. Perusahaan belum menerapkan metode khusus dalam pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan dalam setiap proses yang dijalankan yaitu proses penerimaan bahan baku, pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, penjenisan, serta pengemasan dan penyimpanan, kemudian data dimasukkan ke dalam check sheet. Pengendalian kualitas belum optimal karena tingkat persentase produksi teh hitam kualitas I belum mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah metode Statistical Process Control (SPC). Penelitian ini menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) dengan control chart . Sampel yang digunakan yaitu produksi teh hitam kualitas I selama tahun 2013 – 2014. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh kajian pelaksanaan pengendalian kualitas teh hitam pada PT Perkebunan Tambi UP Tambi, pengendalian kualitas menggunakan chart, dan memilih metode yang paling efektif di antara keduanya. Pengolahan data dibantu dengan software Minitab 17. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengendalian kualitas produk pada PT Perkebunan Tambi UP Tambi tahun 2013-2014 menunjukkan average atau Central Line (CL) yang berarti rata – rata persentase jumlah teh hitam kualitas I yang dicapai oleh perusahaan selama tahun 2013-2014, yaitu sebesar 50.57%. Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL) yaitu masing – masing sebesar 55.35% dan 45.78%. Terdapat 20 titik yang berada di antara daerah CL dan control limit, atau sebesar 41.67%. Sedangkan 28 titik berada di luar batas kendali atas maupun bawah, yaitu dengan masing – masing jumlah titik yang berada di atas UCL sebanyak 13 titik dan 15 titik berada di bawah LCL. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa proses berada di luar kendali. Pengendalian kualitas dengan SPC lebih efisien karena dapat memvisualisasikan kondisi rata – rata fluktuasi proses terhadap pemusatan dan mencari sebab dari masalah yang terjadi untuk menghilangkan variasi khusus sehingga proses berjalan stabil, pencapaian target perusahaan, dan peningkatan kualitas.