PENGELOLAAN PERBATASAN DI SKOUW KOTA JAYAPURA INDONESIA-WUTUNG KOTA VANIMO PAPUA NEW GUINEA DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN SOSIETAL
Main Author: | Lantang, Florensia |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/19911 |
Daftar Isi:
- Floranesia Lantang. Pengelolaan Perbatasan di Skouw Kota Jayapura Indonesia-Wutung Kota Vanimo Papua New Guinea dalam Perspektif Keamanan Sosietal. Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, 2014. Wilayah perbatasan Republik Indonesia – Papua New Guinea yang terletak di Skouw Kota Jayapura-Wutung Kota Vanimo merupakan kawasan dengan skala kejahatan lintas batas yang meningkat tiap tahunnya. Pengelolaan perbatasan yang telah dilakukan selama ini adalah dalam bentuk JBC (Joint Border Committee), BLM (Border Liaison Meeting), dan BLOM (Border Liaison Officers Meeting). Perubahan konsepsi perbatasan yang menjadi pintu gerbang negara dengan pendekatan kesejahteraan menitikberatkan pada masyarakat yang tinggal di sepanjang kawasan perbatasan. Kesamaan ras melanesia serta nilai-nilai sosial budaya antara masyarakat adat di Skouw-Wutung menjadi salah satu faktor utama pemerintah kedua negara untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat ini. Walaupun demikian, sejumlah permasalahan yang muncul di perbatasan seringkali merupakan bentuk tindakan seperlunya masyarakat adat atas ancaman yang dihadapinya. Tiga bentuk pengelolaan perbatasan yang telah dilakukan belum mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat yang sejalan dengan kepentingan pemerintah di perbatasan. Merujuk keberhasilan dari aplikasi konsep IBM (Integrated Border Management) di kawasan Western Balkans yang memiliki beberapa kesamaan dengan kawasan perbatasan di Skouw-Wutung, maka dengan tipe perbatasan Integrated borderland, IBM merupakan konsep yang mampu mencerminkan keamanan sosietal di perbatasan Skouw-Wutung. IBM memusatkan kinerja pada tiga level kerjasama dan koordinasi perbatasan melalui intra-service cooperation, inter-agency cooperation, dan international cooperation. Implementasi IBM lebih lanjut yang diusulkan adalah dengan membentuk “One-Stop-Border-Post” serta “One Single Border Agency” dimana aktor non-negara turut mengambil peran aktif dalam pengamanan kawasan perbatasan. Dengan mengaplikasikan konsep Integrated Border Management, maka kedua negara dapat mencerminkan keamanan sosietal di perbatasan Skouw-Wutung. Kata Kunci : Republik Indonesia, Papua New Guinea, Skouw, Wutung, Integrated Border Management, Societal Security.