PERSEPSI PETANI TERHADAP KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN HORTIKULTURA DI DESA CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Main Author: `Aini, Sonia Yustika
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16535
Daftar Isi:
  • Potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara agraris adalah mempunyai ragam komoditas pertanian. Salah satu komoditas yang sangat berpotensi adalah komoditas hortikultura, karena hortikultura merupakan high value commodity. Oleh sebab itu dibutuhkan pendampingan kepada para petani komoditas hortikultura untuk menciptakan hasil usahatani hortikultura seoptimal mungkin. Salah satu sentra hortikultura terdapat di Desa Cibodas Kecamatan Lembang. Desa Cibodas merupakan desa yang telah menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), Good Manufacturing Practices (GMP), dan Good Handling Practices (GHP). Salah satu bentuk pendampingan para petani tersebut adalah berupa kegiatan penyuluhan pertanian. Meski demikian, rendahnya partisipasi dalam kegiatan penyuluhan dapat mengindikasikan tentang persepsi rendahnya kompetensi penyuluh pertanian hortikultura di Desa Cibodas oleh para petani di Desa Cibodas. Hal yang diduga membuat kompetensi atau kualitas penyuluh menurun adalah karena tupoksi penyuluh yang semakin banyak, kelompok tani semakin bertambah tetapi kuantitas penyuluh yang semakin berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian hortikultura di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Responden dalam penelitian ini adalah 55 petani. Metode analisis data dari penelitian ini menggunakan Rasch Model. Hasil dari penelitian ini adalah soft skills menjadi lima kompetensi utama yang dibutuhkan oleh petani, sedangkan hard skills menjadi kompetensi yang dibutuhkan setelah soft skill. Kompetensi soft skill yang paling dibutuhkan oleh petani di Desa Cibodas adalah mengaplikasikan adult learning dengan pernyataan “menurut saya penyuluh harus bisa menempatkan petani sebagai manusia yang berpengalaman dan berpengetahuan juga di dalam usahatani hortikultura.”.