Analisis Sosio-Teknis Usahatani Padi Sawah yang Menggunakan Praktek Pertanian Lokal dan Modern (Studi Kasus di Desa Mekarjaya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat)
Main Author: | Arrachman, Nirwan |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16424 |
Daftar Isi:
- Usahatani padi sawah di Indonesia memiliki beragam jenis dan ciri khas daerahnya masing-masing. Usahatani yang berdasarkan pada pengetahuan lokal dan kebiasaan para leluhur saat ini masih dilakukan oleh beberapa petani yang ada di Desa Mekarjaya. Penggunaan sesajen dalam ritual-ritual penghormatan Dewi Padi masih dilakukan oleh beberapa petani. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, usahatani lokal tersebut mulai berangsur-angsur ditinggalkan dan beralih ke usahatani modern. Perubahan usahatani tersebut memicu adanya perubahan aspek sosial dan aspek teknis yang menunjang kegiatan usahatani padi sawah di Desa mekarjaya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi aspek sosial dan aspek teknis pada usahatani lokal, transisi, dan modern, dan mengetahui interaksi struktur sosio-teknis pada usahatani lokal, transisi, dan modern yang ada di Desa Mekarjaya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang memberikan gambaran mengenai interaksi diantara unsur-unsur yang terlibat dalam usahatani padi sawah dengan menggunakan pendekatan Actor-Network Theory (ANT). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat 9 aspek sosial pada usahatani lokal dan transisi, 7 aspek sosial pada usahatani modern, 29 aspek teknis pada usahatani lokal, 26 aspek teknis pada usahatani transisi, dan 23 aspek teknis pada usahatani modern. Pada struktur sosio-teknis usahatani lokal, petani memiliki interaksi yang kuat dengan sesajen dan ritual. Hal ini menandakan petani lokal memiliki interaksi dengan pekarangan desa atau lingkungan alam disekitarnya. Namun, interaksi ini mengalami pelemahan pada usahatani transisi karena petani transisi mulai meninggalkan ritual tersebut, sehingga interaksi petani dengan lingkungan alam melemah. Pada interaksi struktur sosio-teknis usahatani modern, terjadi pemutusan interaksi antara petani modern dengan lingkungan alam.