ANALISIS NILAI TAMBAH PADA RANTAI NILAI KOPI ARABIKA JAVA PREANGER (Studi Kasus di Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)
Main Author: | P, Sesilia Kirana |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16346 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK SESILIA KIRANA PUSPITASARI. 2017. Analisis Nilai Tambah Pada Rantai Nilai Kopi Arabika Java Preanger (Studi Kasus Di Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). Di bawah bimbingan TUTI KARYANI. Pembiayaan rantai nilai merupakan hal yang penting untuk menjaga kelangsungan aktivitas suatu perusahaan. Koperasi Produsen Kopi Margamulya (KPKM) merupakan salah satu produsen kopi arabika java preanger yang mengalami kekurangan sumber pembiayaan. Lembaga keuangan perlu mengetahui pelaku yang membutuhkan pembiayaan, berapa kebutuhan biayanya, dan keuntungan bisnis yang dijalankan pelaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan, nilai tambah, dan kebutuhan biaya setiap pelaku dalam rantai nilai KPKM. Kebutuhan biaya pada pelaku dalam rantai nilai dihitung menggunakan analisis rantai nilai model Porter, keuntungan pada tingkat petani dihitung dengan analisis pendapatan, dan nilai tambah pada setiap pelaku dihitung dengan analisis nilai tambah metode Hayami. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 4 pelaku yang terlibat dalam rantai nilai. Biaya yang dibutuhkan oleh petani anggota adalah Rp3.848,00 per pohon per tahun yang digunakan untuk pemeliharaan tanaman kopi. Biaya yang dibutuhkan oleh petani anggota yang melakukan pengolahan adalah Rp27.346.203,00 per tahun yang 96% digunakan untuk melakukan pembelian cherry sebagai bahan baku. Petani anggota yang melakukan pengolahan memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan petani anggota yang langsung menjual cherry. Biaya yang dibutuhkan oleh KPKM adalah Rp4.236.175.207,00 per tahun yang 89% digunakan untuk melakukan pembelian cherry dan horn skin sebagai bahan baku. Biaya dan nilai tambah yang paling besar terdapat pada rantai nilai produk ground coffee dan pelaku yang menanggung biaya terbesar dan mendapat nilai tambah paling tinggi adalah KPKM.