ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN (Suatu Kasus di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat)
Main Author: | Alfrida, Asa |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16320 |
Daftar Isi:
- ASA ALFRIDA, 2017. Analisa Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Berdasarkan Luas Lahan (Suatu Kasus di Desa Buahdua, Kecamatan Buadua, Kabupaten Sumedang). Dibawah bimbingan TRISNA INSAN NOOR. Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk Indonesia. Kebutuhan akan komoditas padi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan padi ini seharusnya memberikan dampak positif terhadap kehidupan petani padi. Nyatanya, kehidupan petani padi masih banyak yang tidak sejahtera walaupun berada di daerah sentra produksi padi. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya kepemilikan lahan petani yang mayoritas adalah lahan sempit (<0,5 Ha). Desa Buahdua, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang masih mengandalkan padi sebagai komoditas utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan rumah tangga petani padi berdasarkan luas lahannya. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan parameter kesejahteraan menurut Sudana (2008) untuk mengetahui Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani (NTPRP) serta parameter 11 indikator tingkat kesejahteraan BPS-SUSENAS 2012. Metode yang digunakan adalah Proportional Random Sampling dan diperoleh 39 petani padi responden yang terdiri dari 3 petani padi lahan luas, 12 petani padi lahan sedang dan 24 petani padi lahan sempit.Hasil penelitian menunjukkan semakin luas kepemilikan lahan, semakin besar kontribusi pendapatan sektor pertanian terhadap pendapatan total rumah tangga petani. Analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah dengan menggunakan beberapa indikator menunjukkan hasil tingkat kesejahteraan yang berbeda.Tingkat kesejahteraan menggunakan indikator ekonomi menunjukkan adanya rumah tangga petani yang termasuk kategori miskin (tidak sejahtera), namun jika menggunakan indikator ekonomi dan sosial (BPS-SUSENAS 2012) menunjukkan hasil seluruh rumah tangga petani termasuk tingkat sejahtera tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai aspek yang menunjang peningkatan sektor pertanian dan non pertanian.