RESPON PETANI TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN (Studi Kasus di Desa Karangbungur, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang)
Main Author: | Afifah, Ashifa Zahra |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16225 |
Daftar Isi:
- Padi merupakan komoditas pangan utama di Indonesia. Permintaan padi semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan permintaan perlu diseimbangi dengan adanya peningkatan produksi padi. Salah satu upaya dalam pembangunan pertanian untuk menunjang peningkatan produksi adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan sebaiknya dapat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani, sehingga kegiatan penyuluhan memberikan dampak positif sehingga mampu memberikan rekomendasi perubahan kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan penyuluhan di Desa Karangbungur, respon petani terhadap penerapan teknologi PTT padi sawah melalui kegiatan penyuluhan, dan tingkat adopsi petani. Desain yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan bantuan panduan wawancara. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa kegiatan penyuluhan di Desa Karangbungur sudah cukup baik, akan tetapi harus ada perubahan yang lebih baik dalam melakukan pendekatan kepada petani yang belum tertarik untuk mengikuti penyuluhan. Respon kognasi petani yaitu 69,16 % mengetahui dan 30,84 % tidak mengetahui. Respon afeksi yaitu 58,75 % mendukung dengan mengikuti dan 41,25 % tidak mengikuti. Respon psikomotorik yaitu 48.3 % menerapkan dan 50.2 % tidak menerapkan. Capaian yang diraih sebesar 48.3 % dengan penerapan terbaik ada pada panen dan yang kurang pada pengairan. Dalam adopsi inovasi sebanyak 5 % petani informan penolak, 25 % petani informan the late majority, 25 % petani informan the early majority, 35 % petani informan early adopters, dan 10 % petani informan innovators. Terdapat hubungan antara karakteristik petani (luas lahan dan umur) dengan tingkat adopsi inovasi dan respon.