Mekanisme Sertifikasi Indikasi Geografis Ubi Cilembu Sumedang (Studi Kasus di Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

Main Author: M, Destiani Annisa
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2014
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/16003
Daftar Isi:
  • Ubi cilembu sumedang merupakan komoditas lokal spesifik dan sudah menjadi komoditas unggulan Kabupaten Sumedang. Indonesia merupakan anggota WTO dan sudah melakukan ratifikasi perjanjian TRIPs yang mengatur Hak Kekayaan Atas Intelektual (HAKI), salah satunya adalah indikasi geografis. Tahun 2013 Ubi Cilembu Sumedang mendapatkan sertifikasi indikasi geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Ubi Cilembu Sumedang mendapatkan indikasi geografis, kompenen indikasi geografis Ubi Cilembu Sumedang yang ada di buku persyaratan dan bagaimana yang terjadi di lapangan, serta bagaimana kelayakan usaha Ubi Cilembu Sumedang dilihat dari revenue and cost rasio (R/C) dan break even point (BEP) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study), sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis usahatani menggunakan R/C, BEP sales, dan BEP produk. Berdasarkan hasil penelitian, proses Ubi Cilembu Sumedang mendapatkan sertifikasi indikasi geografis dimulai dari inisiasi perangkat desa dan pemerhati indikasi geografis dari Universitas Islam Bandung, ditentukan Asaguci yang menjadi pendaftar atau pemegang kuasa. Dibentuk tim ahli untuk menyusun proposal permohonan. Proposal permohonan diajukan kepada Dirjen HAKI. Proposal permohonan harus melalui tahap pemeriksaan administrasi, pemeriksaan substantif, penerimaan, pengumuman, dan setelah itu baru ditentukan bisa didaftarkan. Ubi Cilembu Sumedang mendapatkan sertifikasi pada tanggal 24 April 2013. Komponen indikasi geografis Ubi Cilembu Sumedang sudah berjalan sesuai ketentuan hanya pelabelan dan pengawasan yang belum berjalan. Ubi Cilembu Sumedang merupakan komoditas yang layak dibudidayakan dan dikembangkan karena dari hasil analisis usahatani mempunyai nilai R/C 4,48, BEP sales Rp.837, dan BEP produk 4.184 kg.