DINAMIKA SISTEM RANTAI PASOK KOMODITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum mill.) UNTUK PASAR TERSTRUKTUR (Studi Kasus di Kelompok Tani Katata, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung)

Main Author: Fitriana, Fadilla
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15995
Daftar Isi:
  • FADILLA FITRIANA. Dinamika Sistem Rantai Pasok Tomat (Lycopersicon esculentum mill.) untuk Pasar Terstruktur (Studi Kasus di Kelompok Tani Katata, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung). Dibawah bimbingan TOMY PERDANA. Tomat merupakan komoditas hortikultura unggulan di Jawa Barat, salah satu wilayah penghasil tomat terbesar yaitu Kecamatan Pangalengan. Kelompok tani katata merupakan kelompok tani yang terletak di Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan, dengan hasil produksi tomat yang cukup baik. Kelompok tani katata mendapat pendampingan dari Padjadjaran Agro Logistika (PAL) Agribisnis UNPAD yang juga membantu dalam mengaktifkan kinerja Sub Terminal Agribisnis (STA) Mekarmulya di wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana model sistem rantai pasok yang terjadi dalam melibatkan petani kecil. Pendekatan “System Dynamics” digunakan untuk membangun model sistem rantai pasokan tomat yang dinamis dan kompleks. Sistem rantai pasok tomat dikatakan sistem dinamis karena dapat berubah setiap saat dalam menghadapi permintaaan serta proses produksi yang bersifat stokastik dan uncertain condition. Pada penelitian ini dikembangkan model struktur jaringan rantai pasok yang mampu menstabilkan produksi tomat dengan cara memberikan kebijakan berupa penggunaan rain shelter. Berdasarkan hasil simulasi, penggunaan rain shelter memberikan pengaruh baik pada hasil produksi berupa peningkatan kualitas dan kuantitas tomat saat panen. Namun berpengaruh sebaliknya pada keuntungan petani karena biaya untuk pengadaan rain shelter terbilang besar. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan rain shelter dapat diterapkan dengan syarat penambahan mitra kelompok tani (konsolidator) untuk memperoleh dana pinjaman agar biaya produksi dapat terpenuhi.