MODEL BISNIS RITEL MODERN DALAM PENENTUAN HUBUNGAN KERJASAMA PEMILIHAN PEMASOK SAYURAN DAN BUAH LOKAL (Studi Kasus di Hero Supermarket Trans Studio Mall, Bandung)

Main Author: Sihotang, Trisna
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2013
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15902
Daftar Isi:
  • Model Bisnis Ritel Modern Dalam Penentuan Hubungan Kerjasama Pemilihan Pemasok Sayuran dan Buah Lokal (Studi Kasus di Hero Supermarket Trans Studio Mall, Bandung). Di bawah bimbingan ELLY RASMIKAYATI. Dalam era-globalisasi, persaingan antara perusahan ritel modern tidak dapat dihindari. Untuk dapat bertahan dalam kondisi ini, Hero Supermarket Trans Studio Mall (TSM) dituntut untuk dapat meningkatkan performansinya yang didukung dengan pemilihan pemasok yang sesuai dengan model bisnisnya. Pemilihan pemasok ini dapat membantu Hero TSM untuk memenuhi keinginan pelanggannya dan menjual produk khususnya sayuran dan buah lokal yang merupakan fokus utama penjualan perusahaan. Penelitian dilakukan di Hero TSM yang memiliki image menyediakan sayuran dan buah dengan kualitas premium. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik Hero TSM dan pemasok sayuran dan buah lokal, menggambarkan model bisnis Hero TSM dan memperoleh model bisnis dalam pemilihan pemasok sayuran dan buah lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, Model Bisnis Kanvas dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Data yang diperoleh dari AHP kemudian diproses dengan menggunakan software “Expert Choice 11”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik Hero TSM merupakan ritel modern yang memiliki image yang menyediakan sayuran dan buah dengan ukuran dan gramasi yang memiliki ketentuan khusus, jenis komoditas yang berbeda dengan ritel lain, pengepakan/kemasan yang memiliki ketentuan khusus (menggunakan plastik dan stereofoam disebut tray) dan memiliki harga jual relatif lebih mahal. Karakteristik dari pemasok sayuran dan buah di Hero TSM adalah pemasok yang memiliki status sebagai distributor, memiliki 60 - 100 petani mitra dan tengkulak, memiliki modal Rp 150.000.000 – Rp 500.000.000 dan memiliki luas lahan garapan dengan status kepemilikan sendiri dan sewa. Hero TSM memiliki model bisnis yang telah terstruktur dan baik, namun memiliki kekurangan yang terletak pada elemen kemitraan utama dimana prosedur kerjasamanya Hero TSM dan pemasok masih mengalami kerugian. Hasil analisis metode Analytic Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa prioritas pertama model bisnis yang menjadi penentu dalam pemilihan pemasok di Hero Supermarket TSM adalah proposisi nilai. Sehingga kriteria pemasok yang sesuai dengan model bisnis Hero TSM adalah pemasok sayuran dan buah lokal yang mampu menyediakan kualitas, kondisi kesegaran, kontinuitas dan keadaan pengepakan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.