ANALISIS KETERPADUAN PASAR TEH HIJAU DI TINGKAT PRODUSEN INDUSTRI HILIR SAMPAI DENGAN DI TINGKAT PETANI (Suatu Kasus di Gapoktan Patera, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat)

Main Author: Ertanti, Selfi
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2013
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15872
Daftar Isi:
  • Analisis Keterpaduan Pasar Teh Hijau di Tingkat Produsen Industri Hilir sampai dengan di Tingkat Petani (Suatu Kasus di Gapoktan Patera, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat). Dibawah bimbingan DINI ROCHDIANI. Keterpaduan pasar/integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pasar pengikutnya (pasar di tingkat petani). Keterpaduan pasar dapat terjadi jika terdapat informasi pasar yang memadai dan informasi ini disalurkan dengan cepat dari satu pasar ke pasar lainnya. Dengan demikian, fluktuasi perubahan harga yang terjadi pada suatu pasar dapat segera tertangkap oleh pasar lain dengan ukuran perubahan yang proporsional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterpaduan pasar teh hijau dilihat dari harga produsen di tingkat industri hilir sampai dengan di tingkat petani yang merupakan salah satu komoditas unggul di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Patera, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Berdasarkan keterpaduan pasar tersebut, kemudian akan diidentifikasi bagaimana proses terbentuknya harga teh hijau di tingkat petani. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kuantitatif dengan teknik penelitian survei. Alat analisis yang digunakan pada keterpaduan pasar teh hijau adalah IMC (Index of Market Connection). Hasil penelitian adalah (1) keterpaduan pasar teh hijau antara Gabungan Kelompok Tani Patera dengan Perusahaan Teh Kartini belum terpadu secara sempurna. Keterpaduan pasar jangka panjang terjadi namun belum terlaksana secara sempurna yang berarti perubahan harga yang terjadi di perusahaan tidak ditransmisikan dengan langsung dan segera ke petani. Sedangkan untuk keterpaduan jangka pendek, tidak terjadi keterpaduan pasar antara petani dengan Perusahaan Teh Kartini yang berarti perubahan harga yang terjadi bulan sekarang dan bulan sebelumnya di perusahaan tidak ditransmisikan pada harga bulan sekarang di petani. (2) Hasil identifikasi mengenai penyebab terbentuknya harga teh hijau di tingkat petani menunjukkan bahwa struktur pasar, fasilitas produksi, dan mutu pucuk teh menjadi penyebab utama rendahnya harga pucuk teh yang diterima petani. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi dari pemerintah untuk melindungi dan mengembangkan industri teh dari hulu hingga hilir sehingga mencegah persaingan tidak sehat di antara petani dengan perusahaan pengolahan teh.