PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN JAMUR PATOGENIK Pyricularia oryzae CAV. OLEH SENYAWA METABOLIT SEKUNDER BAKTERI ENDOFIT ASAL TANAMAN PADI YANG DIHASILKAN PADA MEDIA ISP2 CAIR
Main Author: | Qadryani, Mia Rahmah |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15785 |
Daftar Isi:
- Penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae Cav. merupakan salah satu penyakit penting pada padi. Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder asal bakteri endofit yang bersifat antijamur terhadap P. oryzae merupakan salah satu alternatif pengendalian ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antijamur senyawa metabolit sekunder dari isolat bakteri endofit tanaman padi yang ditumbuhkan pada media ISP2 (International Streptomyces Project) cair terhadap pertumbuhan jamur patogen P. oryzae secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan November 2018 sampai Maret 2019. Penelitian ini menggunakan 9 isolat bakteri endofit asal tanaman padi yaitu Os1, Os2, Os3, Os4, Os5, Os6, Os7, Os8, dan Os10. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 10 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap isolat ditumbuhkan pada media ISP2 dan senyawa metabolit sekundernya diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat : metanol (4:1). Pengujian pengaruh senyawa metabolit sekunder terhadap P. oryzae dilakukan dengan metode agar well diffusion. Hasil percobaan menunjukkan adanya aktivitas antijamur senyawa metabolit sekunder yang ditunjukkan dengan tingkat penghambatan pertumbuhan jamur P. oryzae. Persentase penghambatan pertumbuhan koloni jamur tertinggi ditemukan pada senyawa metabolit sekunder asal isolat Os1 (42%) dan Os3 (39%) didukung dengan terbentuknya zona hambat. Analisis senyawa metabolit sekunder melalui metode TLC (Thin Layer Chromatography) dengan eluen diklorometana : metanol (9:1) tidak menunjukkan adanya perbedaan senyawa yang dihasilkan dari semua isolat bakteri. Akan tetapi, pada uji HPLC (High Performance Liquid Chromatography) terdapat perbedaan puncak dan waktu retensi antara senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan Os1 dan Os3 yang memiliki aktivitas penghambatan dibandingkan dengan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Os10 yang tidak menunjukkan adanya aktivitas penghambatan.