Pengaruh Fungisida Berbahan Aktif Metalaksil, Fenamidon, dan Dimetomorf terhadap Konidia Peronosclerospora spp. Penyebab Penyakit Bulai Isolat Klaten, Kediri, dan Blitar
Main Author: | A, Fajri Maulana |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15632 |
Daftar Isi:
- Penyakit bulai yang disebabkan oleh oomycete Peronosclerospora spp., merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang berpengaruh terhadap produksi jagung dunia termasuk Indonesia. Sampai saat ini, cara yang umumnya digunakan petani untuk mengendalikan penyakit bulai adalah dengan aplikasi fungisida sintetik. Akan tetapi, penggunaan fungisida sintetik disinyalir dapat memberikan pengaruh negatif antara lain menyebabkan munculnya populasi patogen resisten. Resistensi yang terjadi pada oomycete Peronosclerospora ditunjukkan dengan penurunan tingkat sensitivitas patogen terhadap fungisida yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga jenis bahan aktif fungisida yang umum digunakan (metalaksil, dimetomorf, dan fenamidon) untuk mengendalikan penyakit bulai di Jawa Tengah (Klaten dan Boyolali) dan Jawa Timur (Kediri dan Blitar) terhadap konidia Peronosclerospora spp. Penelitian dilakukan dengan metode perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fungisida dimetomorf terhadap isolat Peronosclerospora spp. dapat menekan perkecambahan konidia dengan persentase perkecambahannya 0% pada lima daerah dan 1,77% pada isolat asal daerah Boyolali. Dimetomorf menunjukkan tingkat kerusakan yang bervariasi yaitu 34,07-100% pada semua daerah. Sementara, fenamidon menunjukkan tingkat kerusakan yang rendah di daerah Klaten yaitu 8,54%. Pada penelitian ini, ditemukan pula adanya indikasi resistensi oomycete Peronosclerospora spp. terhadap fungisida metalaksil. Hal ini terlihat dari perkecambahan konidia yang tinggi dan kerusakan konidia yang rendah apabila dibandingkan dengan kedua jenis bahan aktif lainnya.