Multiplikasi Tunas Empat Aksesi Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) pada Media Kultur Cair In Vitro

Main Author: Sugianto, Aris
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15354
Daftar Isi:
  • Perkecambahan benih tanaman stevia yang sangat rendah menjadi kendala dalam pengembangan dan kegiatan budidaya tanaman, sementara perbanyakan melalui stek menghasilkan jumlah anakan terbatas, sehingga percobaan multiplikasi tunas menggunakan teknologi kultur jaringan menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tunas empat aksesi stevia, yakni aksesi garut, pangalengan, tawangmangu, dan dago pada media dasar Driver & Kuniyuki Walnut menggunakan empat jenis zat pengatur tumbuh sitokinin berbeda dalam kultur cair in vitro. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah aksesi stevia (a) yang terdiri dari empat taraf yaitu garut, pangalengan, tawangmangu, dan dago. Faktor kedua adalah jenis sitokinin (s) yang terdiri dari lima taraf yakni kontrol, 2-iP {N6-(2-isopentenyl adenine)}, BA (benzyl adenine), kinetin (6-furfuryl amino purine), dan TDZ (thiadiazuron) dengan konsentrasi 1,5 mg/L dan penambahan IAA 0,15 mg/L. Setiap kombinasi perlakuan diulang empat kali, sehingga diperoleh 80 unit eksperimen. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respon pertumbuhan tunas empat aksesi stevia yang ditanam menggunakan empat jenis zat pengatur tumbuh sitokinin pada semua parameter pengamatan kecuali karakter awal muncul tunas. Aksesi pangalengan menghasilkan respon pertumbuhan terbaik pada karakter jumlah tunas (21 tunas/eksplan) dan jumlah cabang (21,75 cabang/eksplan) menggunakan sitokinin BA dan kinetin pada 8 Minggu Setelah Tanam dibandingkan dengan tiga aksesi lainnya. Aksesi tawangmangu menghasilkan respon pertumbuhan terbaik pada karakter jumlah daun (83 helai/ekplan) menggunakan sitokinin kinetin pada 4 Minggu Setelah Tanam dibandingkan dengan tiga aksesi lainnya. Aksesi dago menghasilkan respon pertumbuhan terbaik pada karakter tinggi tunas (9,88 cm) menggunakan sitokinin kinetin pada 8 Minggu Setelah Tanam dibandingkan dengan tiga aksesi lainnya.