Penilaian Beberapa Karakteristik Tanah Dan Bobot Kering Pupus Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Akibat Residu Ameliorasi Terak Baja dan Bokashi Sekam Padi Pada Andisol
Main Author: | Sinambela, Lovian A |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15339 |
Daftar Isi:
- Andisol memiliki kandungan bahan amorf yang tinggi khususnya alofan sehingga menyebabkan besarnya retensi P. Pemberian Terak baja dan bokashi sekam padi dapat menyebabkan rendahnya kekuatan tertahan antara permukaan alofan dengan P. Penelitian ini untuk mengarahkan penurunan retensi P agar ketersediaan P bagi tanaman meningkat serta melihat pengaruh terhadap beberapa karakteristik tanah (retensi p, permeabilitas, kapasitas tukar kation, rasio c/n, jamur pelarut fosfat) dan bobot kering pupus tanaman jagung (zea mays L.) akibat residu ameliorasi terak baja dan bokashi sekam padi pada andisol saat musim tanam keempat. Rancangan penelitian yang digunakan melanjutkan dari penelitian sebelumnya yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah terak baja yang terdiri dari 4 taraf (berdasarkan % berat tanah), yaitu 0; 2,5; 5 dan 7,5%. Faktor kedua adalah bokashi sekam padi yang terdiri dari 4 taraf (berdasarkan % berat tanah), yaitu 0; 2,5; 5 dan 7,5%. Total kombinasi perlakuan adalah 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan sehingga terdapat 48 plot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi akibat residu antara terak baja dan bokashi sekam padi terhadap bobot kering tanaman. Pengaruh interaksi residu terak baja taraf 2,5% (t1) dan bokashi sekam padi taraf 5% (b2) memberikan hasil terbaik pada peningkatan bobot kering pupus tanaman jagung (985 g). Secara mandiri residu pemberian terak baja berpengaruh populasi jamur pelarut fosfat. Secara mandiri residu pemberian bokashi berpengaruh terhadap retensi P. Residu terak baja dan bokashi sekam padi pada musim tanam keempat memberikan pengaruh pada media tanam dimana tidak memenuhi pertumbuhan jagung secara optimal dan beberapa karakteristik tanah tidak menunjukan interaksi dan pengaruh berbeda nyata saat musim tanam keempat.