Pengaruh Dosis Herbisida Pratanam Isopropilamina Glifosat Pratanam dengan Frekuensi Penyiangan terhadap Hasil Benih Buncis Tegak Varietas Balitsa 1 pada Lahan Tanpa Olah Tanah
Main Author: | Fauzi, Ilman |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15261 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Ilman Fauzi. 2016. Pengaruh Dosis Herbisida Pratanam Isopropilamina Glifosat Pratanam dengan Frekuensi Penyiangan terhadap Hasil Benih Buncis Tegak Varietas Balitsa 1 pada Lahan Tanpa Olah Tanah. Dibimbing oleh Anne Nuraini dan Dedi Widayat Tanaman buncis tipe tegak peka terhadap kehadiran gulma dalam proses budidayanya. Pengendalian gulma menggunakan herbisida dan penyiangan pada sistem tanpa olah tanah (TOT) umumnya dilakukan ketika pembukaan lahan dan kegiatan pemeliharaan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara perbedaan dosis herbisida Isopropilamina Glifosat dengan frekuensi penyiangan terbaik dalam mengendalikan gulma pada sistem tanpa olah tanah (TOT). Percobaan dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Perbedaan dosis herbisida Isopropilamina Glifosat sebagai petak utama terdiri dari tiga taraf, yaitu tanpa aplikasi herbisida, dosis 2 L ha-1, dan 3 L ha-1. Frekuensi penyiangan sebagai anak petak terdiri dari tiga taraf, yaitu tanpa penyiangan, penyiangan 2 dan 4 MST, dan penyiagan 2, 4, dan 6 MST. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara kedua perlakuan terhadap semua parameter pengamatan. Pengaruh mandiri h1 dan h2 menunjukkan nilai lebih baik dibandingkan perlakuan h0 untuk setiap parameter yang diujikan. Pengendalian gulma dengan penyiangan tidak menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap persentase cabang produktif, jumlah bunga, jumlah polong isi, dan bobot biji per tanaman, namun frekuensi penyiangan 2 dan 4 MST menurunkan kehilangan hasil terhadap presentase bunga membentuk polong dan jumlah polong per tanaman.