FORMULASI PUPUK HAYATI Azotobacter chroococcum PENGHASIL EKSOPOLISAKARIDA SERTA EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA INCEPTISOLS
Main Author: | Nuryani |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2014
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15116 |
Daftar Isi:
- Nuryani, 2014. Formulasi Pupuk Hayati Azotobacter chroococcum Penghasil Eksopolisakarida serta Efeknya terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max L.) pada Inceptisols. Dibawah bimbingan Reginawanti Hindersah dan Emma Trinurani Sofyan. Permintaan akan kedelai terus meningkat baik jumlah maupun kualitasnya tetapi Indonesia belum berswasembada kedelai karena produksi kedelai masih rendah. Kandungan nitrogen tanah yang rendah merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman, Azotobacter adalah bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen, memproduksi fitohormon dan menghasilkan eksopolisakarida (EPS). Penelitian ini bertujuan: (1) menentukan media produksi untuk optimasi eksopolisakarida (EPS) Azotobacter chroococcum, dan (2) melihat pengaruh pemberian inokulan A. chroococcum terhadap pertumbuhan vegetatif awal kedelai varietas Anjasmoro. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2014 di Laboratorium Bioteknologi Tanah dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian terdiri atas dua tahap. Tahap pertama adalah menguji berbagai media perbanyakan A. chroococcum yang terdiri atas Vermani, POC dan molase baik tanpa maupun dengan NH4Cl. Penelitian tahap dua adalah percobaan pot untuk aplikasi pupuk hayati A. chroococcum dengan media perbanyakan terbaik hasil penelitian pertama yang menguji kepadatan sel inokulan. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa molase 1 % dengan penambahan NH4Cl (0,1 % b/v) paling mampu meningkatkan produksi EPS dan meningkatkan kepadatan sel A. chroococcum. Inokulasi pupuk hayati A. chroococcum ke tanaman kedelai dengan kepadatan 106, 107 dan 108 CFU mL-1 dengan nyata meningkatkan berat kering akar dan serapan N tanaman.