KOMBINASI AGENS ANTAGONIS DAN PUPUK HAYATI UNTUK MENGHAMBAT Fusarium oxysporum (in vitro) DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN CABAI

Main Author: Adzani, Rine Rubina
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/15071
Daftar Isi:
  • Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum merupakan salah satu penyakit yang menginfeksi tanaman cabai di lapangan. Salah satu komponen pengendalian penyakit layu yang ramah lingkungan adalah pengendalian secara biologi. Upaya dalam meningkatkan keefektifan pengendalian biologi yaitu dengan mengkombinasikan beberapa mikroba agens antagonis dan mikroba pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi mikroba agens antagonis dan pupuk hayati yang dapat menghambat Fusarium oxysporum in vitro dan menekan penyakit layu Fusarium pada pertanaman cabai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan dan Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, dari bulan Juli 2014 sampai bulan Maret 2015. Isolat mikroba antagonis yang digunakan adalah isolat yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu isolat bakteri endofit CKU3, PGA6, Bacillus subtilis, jamur endofit Papulaspora dan jamur rhizosfer Trichoderma harzianum. Mikroba pupuk hayati yang digunakan yaitu bakteri penambat N, Azotobacter chroococcum, dan bakteri pelarut P, Pseudomonas cepacea. Percobaan in vitro dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari delapan perlakuan dan tiga kali ulangan. Percobaan secara in vivo dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan dan tiga kali ulangan yang masing-masing ulangan terdiri dari lima tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa T. harzianum, B. subtilis, Papulaspora, A. chroococcum dan P. cepacea dapat menghambat F. oxysporum sebesar 20,79%-68,01% secara in vitro. Kombinasi mikroba agens antagonis dan pupuk hayati tersebut dapat menghambat perkembangan penyakit layu Fusarium sebesar 100% di lapangan.