Daftar Isi:
  • Optimalisasi produktivitas sapi PO perlu diupayakandengan menerapkan standar pembibitan agar menghasilkan bibit yang berkualitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Breeding Practice (GBP) terhadap produktivitas ternak dan pendapatan peternak. Penerapan GBP dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), produktivitas ternak diukur berdasarkan hasil wawancara, catatan peternak dan pengukuran langsung pada ternak sedangkan perhitungan pendapatan menggunakan metode Income Over Feed Cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukan penerapan GBP sebesar 55,00% dengan urutan prioritas penerapan GBP yaitu, aspek cara pembibitan, kesehatan ternak, pembinaan dan pengawasan, sarana dan prasarana, pelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya manusia.Rata-rata ukuran tubuh sapi PO umur 7-12 bulan lebih kecil namun hanya berbeda tipis dengan penelitian serupa sebelumnya, umur 18-24 bulan termasuk dalam kategori kelas I menurut SNI 7651.5:2015, sedangkan umur > 24 bulan termasuk dalam kategori kelas II. Pendugaan bobot dewasa umur 18-24 bulan yaitu 265,27 kilogram dan umur >24 bulan yaitu 334,01 kilogram. Karakteristik reproduksi sapi PO adalah rata-rata umur pertama kawin 20 bulan, S/C 1,7, lama bunting 283 hari, umur pertama beranak 2,46 tahun, selang waktu kawin pertama setelah beranak 85 hari dan CI 13,50 bulan.Pendapatan peternak berdasarkan IOFC rata-rata sebesar Rp1.347.000/ST/tahun. Kata kunci : Good Breeding Practice, produktivitas, Sapi Peranakan Ongole