Bias Gender dalam Pemberitaan
Daftar Isi:
- CUT CINTA RIMANDYA MAREZI, 210110090169, 2014. Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Judul Penelitian: “Bias Gender dalam Pemberitaan Perempuan – Perempuan di Pusaran Korupsi, Liputan 6, SCTV, 28 Desember 2013”. Pembimbing utama Dr. Herlina Agustin, S.Sos., MT, dan pembimbing pendamping Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi subjek-objek, posisi penulis-pembaca, dan penggambaran peran perempuan di masyarakat berdasarkan teks “Perempuan-Perempuan di Pusaran Korupsi”. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Sara Mills yang memandang teks sebagai tempat pertemuan antara penulis dengan pembaca, dan aktor (subjek-objek) dalam teks. Teks ini menarik diteliti karena media massa selama ini menjadikan perempuan sebagai objek selera pasar. Penulis menemukan adanya bias gender dan pemberitaan diluar konteks terhadap teks yang ditampilkan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan masih dijadikan objek pencari rating atau alat tukar, komodifikasi media. Budaya patriarki yang ada dalam media pun berpengaruh dalam penyusunan teks sehingga teks tersebut kadang keluar konteks atau pemberitaan cenderung seksis. Representasi atas perempuan yang ditunjukkan oleh Liputan 6, SCTV seakan menjadi kebenaran mutlak. Gagasan perempuan dalam media massa baik dari segi pekerja (jurnalis perempuan) maupun sebagai narasumber pun sedikit sekali diberikan ruang. Sehingga pemberitaan menjadi tidak objektif dan cenderung mendiskriminasi kaum perempuan. Saran dari penelitian ini adalah media sebaiknya lebih menimbang secara jauh dalam pembentukan teks, memberikan gagasan yang berimbang dan lebih sensitif akan isu gender. Perempuan tidak selalu menjadi selera pasar masyarakat, media seharusnya bisa memberikan selera pasar lain tanpa menjadikan perempuan objek pencari rating. Penonton juga diharapkan lebih kritis terhadap tayangan yang ditonton, tidak sembarang menerima gagasan yang tidak berimbang ketika mengonsumsi tayangan.