UJI TOKSISITAS KOMBINASI SARI TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) PADA HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS (Rattus norvegicus Berkenhout.)
Main Author: | Azizah, Dika Widia Nur |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/13126 |
Daftar Isi:
- Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan belimbing wuluh (Averhoa bilimbi Linn) merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dan diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan LD50 toksisitas akut dari kombinasi sari rimpang C. xanthorrhiza Roxb. dan buah A. bilimbi Linn. pada histopatologis organ ginjal tikus (Rattus norvegicus Berkenhout) Wistar jantan. Pengujian toksisitas akut pada penelitian ini mengacu pada OECD 425 (2008), terdiri dari: limmit test yaitu kombinasi sari dosis 5.000 mg/kgBB, dilanjutkan main test menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 11 perlakuan meliputi kontrol (aqua bidestilata) dan perlakuan dosis 6.500 mg/kgBB, 7.300 mg/kgBB, 8.200 mg/kgBB, 9.100 mg/kgBB, 12.000 mg/kgBB, 12.600 mg/kgBB, 17.500 mg/kgBB, 22.500 mg/kgBB, 25.000 mg/kgBB, dan 30.000 mg/kgBB. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 ulangan dengan waktu pengamatan 14 hari. Parameter yang diamati adalah jumlah hewan uji yang mati dan histopatologis ginjal (diameter glomerulus, persentase degenerasi lemak, dan persentase nekrosis). Hasil penelitian ini didapat LD50 sebesar 29.944,821 mg/kgBB. Pengamatan histopatologis menunjukkan tidak ada pengaruh nyata terhadap diameter glomerulus, namun berpengaruh nyata terhadap persentase degenerasi lemak dan nekrosis yaitu mengalami peningkatan seiring kenaikan dosis. Simpulan penelitian ini menunjukkan kombinasi sari tergolong praktis tidak toksik.