Daftar Isi:
  • ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Sub DAS Citarum hulu Segmen Majalaya – Kertasari yang terletak pada koordinat 107° 37 50.0592" BT - 107° 48 31.2207" BT dan 7° 2 58.6092" LS - 7° 14 32.8887" LS. Secara administratif Sub DAS Citarum hulu termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Sub DAS Citarum hulu termasuk dalam Zona Vulkanik Kuarter berdasarkan pembagian fisiografi (van Bemmelen, 1949). Zona ini didominasi oleh produk gunung api berumur Kuarter. Batuan belum terlitifikasi dengan sempurna, sehingga relatif rentan terhadap proses erosi. Karakteristik morfometri Sub DAS Citarum hulu yang diteliti terdiri atas dimensi DAS, bentuk DAS, rasio kebundaran DAS, rasio cabang sungai, kerapatan pengaliran, pola pengaliran, hipsometri interval 25 m, serta stadium erosi pada Sub DAS Citarum hulu. Sebagian karakteristik morfometri dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif, sebagian lainnya dengan cara mendeskripsi secara kualitatif. Pola pengaliran yang terdapat di Sub DAS Citarum hulu berupa pola pengaliran subdendritik, subradial dan subparalel. Dari sepuluh Sub DAS yang diteliti di Sub DAS Citarum hulu diperoleh 4 Sub DAS berbentuk bulu burung, 2 Sub DAS berbentuk paralel, 2 Sub DAS berbentuk kompleks, dan 2 Sub DAS radial. Nilai rasio cabang sungai (Rb) yang diperoleh dari 10 Sub DAS yang diteliti di Sub DAS Citarum hulu berkisar pada rentang 3 sampai 5. Kondisi ini mencerminkan bahwa Sub DAS Citarum hulu cenderung berkembang normal dan tidak dipengaruhi tektonik. Berdasarkan analisis kerapatan sungai (Dd) yang dilakukan pada 592 Sub DAS di Sub DAS Citarum hulu, diperoleh nilai Dd yang dominan pada kategori sedang dengan kisaran 0,25 - 10. Nilai Dd ini menunjukkan bahwa alur sungai melewati batuan dengan resistensi keras sehingga material yang terangkut oleh aliran sungai juga sedikit. Analisis variabel hipsometri interval 25 m yang dilakukan pada 12 Sub DAS, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh Sub DAS tersebut berada pada stadium erosi muda hingga menengah dengan kategori nilai yang berkisar 0,55 ≥ HI > 0,45. Hasil analisis hipsometri lereng terhadap variasi litologi di Sub DAS Citarum hulu dapat disimpulkan bahwa litologi Qgpk yang paling tua memliki stadium erosi lebih lanjut dibandingkan litologi Qopu dan Qmt dan berumur lebih tua. Hal ini dapat dihubungkan dengan nilai kerapatan pengaliran sub DAS pada litologi Qgpk yang lebih tua memiliki nilai kerapatan pengaliran yang lebih tinggi dibandingkan sub DAS pada litologi Qopu dan Qmt yang lebih muda, sehingga dapat dijelaskan batuan hasil gunung api tua memiliki sifat lebih permeabel dibandingkan batuan hasil gunung api muda. Kata kunci : hipsometri, morfometri, Sub DAS, Citarum hulu.