Daftar Isi:
  • Objek penelitian pada penelitian ini adalah batugamping Formasi Wonosari dan Formasi Kepek pada interval Tf1 lower – Tf3 (untuk Formasi Wonosari) dan Tf2 – Tf3 (untuk Formasi Kepek) dengan batimetri neritik tengah – batial atas (untuk Formasi Wonosari) dan neritik tengah (untuk Formasi Kepek). Lokasi penelitian terletak di desa Getas dan sekitarnya, kecamatan Wonosari, kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta (110° 29 44,7396" BT - 110° 35 11,6592" BT dan 8° 1 15,3768" LS 7° 55 51,6144" LS). Objek penelitian terdiri dari 27 stasiun pengamatan batugamping yang dilakukan preparasi sayatan tipis pada masing – masing stasiun pengamatan. Berdasarkan data singkapan di lapangan batugamping daerah penelitian dikelompokkan kedalam empat litofasies, antara lain Formasi Wonosari menjadi litofasies mudstone – wackestone, litofasies wackestone – packstone, dan litofasies packstone – grainstone sedangkan Formasi Kepek menjadi litofasies wackestone – packstone. Dan setelah dilakukan analisis petrografi, batugamping daerah penelitian dikelompokkan kedalam empat mikrofasies yaitu mikrofasies well sorted planktonic wackestone, mikrofasies medium sorted planktonic packstone, mikrofasies bioclastic large foram – algae packstone, dan mikrofasies bioclastic large foram – algae grainstone. Berdasarkan model fasies pengendapan karbonat Wilson (1975), batugamping daerah penelitian berada pada fasies pengendapan karbonat platform-margin, near reef facies, foreslope facies, dan deep shelf-margin, toe of slope facies. Dan proses – proses yang mempengaruhi batugamping daerah penelitian selama diagenesis mulai dari fase eogenesis antara lain mikritisasi, sementasi (aragonit, magnesian kalsit dan kalsit), dan neomorfisme. Kemudian tertimbun pada kedalaman yang lebih dalam sehingga masuk pada tahap mesogenesis dengan proses – proses diagenesis berupa kompaksi mekanik yang secara otomatis diikuti oleh proses sementasi. Dan setelah itu terjadi pengangkatan yang mengakibatkan batugamping daerah penelitian muncul ke permukaan (fase telogenesis) dan mengalami proses diagnesis berupa sementasi kalsit, disolusi (pelarutan), dan dolomitisasi.