KAJIAN KUALITAS DAN SIFAT FISIS CMC DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS) UNTUK PRODUKSI SKALA BESAR
| Main Author: | Setyanto, Helmy |
|---|---|
| Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
| Bahasa: | ind |
| Terbitan: |
, 2020
|
| Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/12491 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Tongkol jagung memiliki kandungan selulosa sekitar 45%. Kandungan selulosa yang cukup tinggi pada tongkol jagung memiliki peluang yang baik untuk dimanfaatkan dalam berbagai macam industri yang membutuhkan bahan dasar selulosa. Salah satu produk turunan dari selulosa adalah CMC (Carboxymethyl Cellulose). Salah satu aplikasi dari CMC tersebut adalah sebagai bahan aditif yang berfungsi sebgai perekat pada pembuatan baterai Lithium-ion. Pada baterai Lithium-ion, perekat berperan cukup penting dalam menentukan kinerja baterai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik CMC dari tongkol jagung yang disintesis dalam skala besar. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan resep dengan kelipatan 1 kali, 2 kali, 4 kali, dan 8 kali untuk melihat perbedaan kualitas CMC pada skala produksi kecil hingga besar yang terdiri dari pengujian kemurnian, derajat subtitusi dan gugus fungsi CMC. Pembuatan CMC pada penelitian ini dimulai dari isolasi selulosa menggunakan NaOH. Setelah itu dilakukan proses bleaching menggunakan NaOCl. Selanjutnya dilakukan sintesis CMC menggunakan NaMCA dengan medium berupa isopropanol. Setelah sampel dikeringkan didapatkanlah CMC yang siap dikarakterisasi. Dari hasil FTIR menunjukan adanya gugus khas CMC pada 4 sampel yang di karakterisasi. Dari 4 sampel CMC tersebut didapatkan kemurnian di rentang 98,6% sampai 98,8%. Nilai derajat subtitusi yang didapat dari masing-masing sampel x1, x2, x4, dan x8 adalah 0,7, 0,8, 0,7, dan 0,6. Dari hasil karakterisasi 4 sampel diatas, dapat disimpulkan prosedur pembuatan CMC untuk resep 1 kali, 2 kali, dan 4 kali memiliki kualitas yang baik untuk aplikasi sebagai binder pada elektroda baterai. Hal tersebut ditandai dengan nilai derajat subtitusi yang sudah mencapai standar yang ditentukan (0,7-1,2)