RESPON MORFOMETRI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK LITOLOGI DAERAH KALAPANUNGGAL KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT
Main Author: | P, Raden Haryo Kristamtomo |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type application/pdf Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/124483 http://repository.unpad.ac.id/files/124483/https%3A%2F%2Fmedia.unpad.ac.id%2Fthesis%2F270110%2F2008%2F140710080091_1_7013.pdf http://repository.unpad.ac.id/files/124483/https%3A%2F%2Fmedia.unpad.ac.id%2Fthesis%2F270110%2F2008%2F140710080091_a_9184.pdf http://repository.unpad.ac.id/files/124483/https%3A%2F%2Fmedia.unpad.ac.id%2Fthesis%2F270110%2F2008%2F140710080091_c_2027.pdf |
Daftar Isi:
- Secara administratif daerah Kalapanunggal dan sekitarnya termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat, secara geografis, daerah penelitian terletak pada 107° 9ï¿1⁄2 36ï¿1⁄2 BT sampai 107° 15ï¿1⁄2 2.6ï¿1⁄2 BT dan 7°17ï¿1⁄20.3ï¿1⁄2LS sampai 7° 22ï¿1⁄224ï¿1⁄2LS. Berdasarkan fisiografi regional, daerah ini termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat. Berdasarkan stratigrafi regional daerah ini terdiri dari 2 formasi batuan yang didominasi batuan sedimen dan batuan vulkaniklastik. Respon morfometri daerah kalapanunggal berupa pola pengaliran, rasio cabang sungai, kemiringan lereng, dan kerapatan aliran yang dipengaruhi oleh sifat fisik litologi. Aneka sifat litologi yang dibahas dalam penelitian ini meliputi ukuran butir, berat jenis, porositas dan resistensi batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi yang disusun oleh batuan sedimen membentuk kemiringan lereng agak curam, kerapatan aliran yang sedang dan terdeformasi sedangkan litologi yang disusun oleh batuan vulkaniklastik membentuk kemiringan lereng yang curam, kerapatan aliran yang tinggi dan telah mengalami deformasi. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai kemiringan lereng antar grid yang berlitologi batuan sedimen dengan batuan vulkaniklastik. Namun pada data kerapatan aliran terdapat perbedaan rata-rata nilai kerapatan aliran antar grid yang berlitologi batuan sedimen dengan batuan vulkaniklastik. Daerah ini dalam hubungannya dengan pengembangan wilayah dan tata guna lahan perlu dikelola secara khusus. Adanya indikasi tektonik aktif dan tipe litologi yang rentan terhadap deformasi, mengakibatkan wilayah ini rentan akan ancaman longsor, apalagi jika dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.