ANALISIS PENGARUH GAS CO2 DAN H2S TERHADAP LAJU KOROSI RETAK TEGANG PADA PIPA BAJA KARBON DALAM LARUTAN ASAM ASETAT GLASIAL 5%
Main Author: | Luthfiani, Febi |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/12266 |
Daftar Isi:
- Korosi (pengkaratan) menjadi permasalahan utama pada industri minyak bumi dan gas karena dapat menghambat proses produksi. Hal ini karena pipa-pipa yang mengalirkan fluida hidrokarbon yang bertekanan tinggi dari sumur minyak ke unit proses mengalami gesekan dengan permukaan pipa yang menyebabkan pengikisan pipa. Kandungan minyak bumi seperti asam asetat, gas H2S dan CO2 menyebabkan retakan di bagian pipa yang terkikis sehingga rentan terjadi korosi retak tegangan (Stress Corrosion Cracking, SCC). Retakan yang diakibatkan oleh SCC akan mengurangi kekuatan pada pipa, sehingga umur operasi juga akan berkurang. Metode penelitian menggunakan holder tiga titik (Bent-Beam Three Point Loaded) dengan variasi defleksi 2,7 cm dan 2,9 cm. Pengukuran laju korosi menggunakan metode kehilangan berat, melihat morfologi dan komposisi baja menggunakan SEM-EDS (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) dan adanya retakan pada plat menggunakan uji metalografi. Plat baja karbon yang direndam dalam larutan asam asetat (CH3COOH) selama 672 jam mengalami korosi umum dengan laju korosi 0,25 mmpy dan 0,29 mmpy. Sedangkan plat baja karbon di dalam larutan asam asetat, gas CO2 dan gas H2S selama 600 jam mengalami korosi retak tegangan (SCC) dengan laju korosi 0,04 mmpy dan 0,05 mmpy.