PENGARUH KEDATANGAN BELANDA TERHADAP GAYA BERPAKAIAN SULTAN SAMBAS (Analisis Akulturasi Budaya Belanda dan Melayu Sambas Tahun 1866-1943 M)

Main Author: Sari, Purnama
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://idr.iaisambas.ac.id/4/1/BAB%20I.pdf
http://idr.iaisambas.ac.id/4/2/BAB%20V.pdf
http://idr.iaisambas.ac.id/4/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Kedatangan Belanda terhadap Gaya Berpakaian Sultan Sambas (Analisis Akulturasi Budaya Belanda dan Melayu Sambas Tahun 1866-1943 M). Pokok masalah penelitian ini ialah Pengaruh Kedatangan Belanda terhadap Gaya Berpakaian Sultan Sambas (Analisis Akulturasi Budaya Belanda dan Melayu Sambas Tahun 1866-1943 M). Kemudian pokok masalah tersebut terbagi dalam beberapa sub masalah, yaitu: 1) Bagaimana proses terjadinya akulturasi budaya Belanda dan Melayu Sambas pada pakaian Sultan Sambas akhir abad XIX?; 2) Bagaimana wujud akulturasi budaya Melayu Sambas dan Belanda pada pakaian Sultan Sambas tahun 1866-1943 M?. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui proses terjadinya akulturasi budaya Belanda dan Melayu Sambas pada pakaian Sultan Sambas akhir abad XIX. 2) Mengetahui wujud akulturasi budaya Melayu Sambas dan Belanda pada pakaian Sultan Sambas tahun 1866-1943 M). Jenis peneilitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan multidisipliner, di antaranya pendekatan sejarah, antropologi, agama, sosiologi, ekonomi dan politik. Sementara sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Penelitian ini mengumpulkan data yang bersumber dari buku, naskah, artikel, jurnal, situs internet dan hasil wawancara. Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis melalui tahap heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian membuktikan bahwa awal mula terjadinya akulturasi budaya antara Melayu Sambas dengan budaya Belanda ialah diterimanya unsur kebudayaan Belanda namun tetap mempertahankan ciri khas Melayu Sambas dalam konteks cara berpakaian Sultan Sambas. Akulturasi ini terjadi sebagai akibat adanya interaksi yang berlangsung secara intensif antara Belanda dan Melayu Sambas. Akulturasi yang terjadi dalam cara berpakaian tersebut didorong oleh semangat modernisasi. Adapun wujud dari akulturasi tersebut tampak dari penggunaan tutup kepala, atasan (baju), bawahan (celana), alas kaki, dan aksesoris tambahan. Sejak tahun 1866-1943 M, Sultan Sambas mengenakan atasan berupa kemeja putih dan jas dengan kerah tegak, yang pada bagian kerah dan ujung lengannya terdapat motif hiasan. Ini merupakan ciri khas Belanda. Bawahan yang dikenakan sultan berupa celana panjang dengan lis di kedua sisinya, kemudian ditambah dengan pemakaian kain belat, ini merupakan perpaduan antara budaya Belanda dan Melayu Sambas. Adapun tutup kepala yang digunakan sultan ialah peci, sementara orang-orang Belanda mengenakan topi. Alas kaki berupa sepatu selop dilengkapi kaos kaki. Sedangkan aksesoris tambahan berupa sarung tangan dan pedang panjang yang merupakan gaya berpakaian Belanda.