Induksi Kalus Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth) dengan Pemberian Konsentrasi Auksin Jenis 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) dan Picloram
Main Author: | Dwika Karima Wardani |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Book Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Syntax Corporation
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jiss.publikasiindonesia.id/index.php/jiss/article/view/73 http://jiss.publikasiindonesia.id/index.php/jiss/article/view/73/125 http://jiss.publikasiindonesia.id/index.php/jiss/article/view/73/126 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh auksin dari jenis 2,4-D dan Picloram yang paling efektif terhadap pembentukan kalus tanaman nilam endemik Pasaman Barat yaitu Aksesi Situak secara In-Vitro. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Metode analisis yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu Tanpa Konsentrasi, 1 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 2 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 3 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 1 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, 2 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, 3 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, total keseluruhan terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan dengan 3 botol per ulangan. Data dianalisis secara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi 1,0 mg/L 2,4-D + 1,0 mg/L BAP dan 2,0 mg/L Picloram + 1,0 mg/L BAP merupakan konsentrasi auksin yang terbaik.
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh auksin dari jenis 2,4-D dan Picloram yang paling efektif terhadap pembentukan kalus tanaman nilam endemik Pasaman Barat yaitu Aksesi Situak secara In-Vitro. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Metode analisis yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu Tanpa Konsentrasi, 1 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 2 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 3 mg/L 2,4-D + 1 mg/L BAP, 1 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, 2 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, 3 mg/L Picloram + 1 mg/L BAP, total keseluruhan terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan dengan 3 botol per ulangan. Data dianalisis secara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi 1,0 mg/L 2,4-D + 1,0 mg/L BAP dan 2,0 mg/L Picloram + 1,0 mg/L BAP merupakan konsentrasi auksin yang terbaik.