PEMBUATAN SEDIAAN LULUR SERBUK TRADISIONAL BIJI PEPAYA (Carica papaya L) DAN PATI KEDELAI (Glycine max L) UNTUK MENGATASI KULIT KERING
Main Authors: | Nurmala, Tiya, Handayani, Reti Puji, Farhan |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jhhs.stikesholistic.ac.id/index.php/jhhs/article/view/51 http://jhhs.stikesholistic.ac.id/index.php/jhhs/article/view/51/48 |
Daftar Isi:
- Background: Everyone has suffered from skin dryness, itching, scaling and redness due to various causes. Xerosis cutis dry skin or a skin disorder where the skin becomes rough, scaly, wrinkled and less elastic than normal and dry skin on palpation. The prevalence of xerosis in Indonesia is 50% -80%, while in some other countries such as Brazil, Australia, Turkey, and others are 35% -70%. Caring for the skin on a regular basis can be done using traditional scrubs from natural materials. The use of papaya seeds usually just thrown or planted or used as seed for cultivation, when in fact the papaya seeds can be processed into a useful preparation. Papaya seeds rich in benefits for the skin. In addition to dry skin treatment can also be done using soy beans and olive oil. Objective: Create and test the stability of the preparation is organoleptic and pH in the preparation of traditional herbal powders for dry skin from the seeds of papaya (Carica papaya L) and starch soybean (Glycine max L) with olive oil as an aroma enhancer. Methods: This study was action research or action research with the observation sheet instruments. Testing the stability of traditional powder herbal preparation made for 3 weeks at cool temperature of 100C and 250C room temperature. Result: Indicates that the preparation of traditional herbal papaya seed powder and soy starch stored at a cool temperature of 100C has the organoleptic stability of shape, smell, color and absence of fungi and have a pH that is better than the room temperature storage at 250C. Conclusion: This study provides results and good stability for 3 weeks. It is expected that further research can do the testing other than organoleptic test and pH with different dosage forms of the ingredients of papaya seeds and soybeans.
- Latar Belakang: Setiap orang pernah menderita kekeringan kulit, gatal, bersisik dan kemerahan karena berbagai macam penyebab. Kulit kering atau Xerosis cutis merupakan kelainan kulit dimana kulit menjadi kasar, bersisik, berkeriput dan kurang elastis dibandingkan kulit normal dan kering pada perabaan. Prevalensi xerosis di Indonesia adalah 50%-80% sedangkan pada beberapa negara lain seperti Brazil, Australia, Turki, dan lain-lain adalah 35%-70%. Merawat kulit secara teratur dapat dilakukan menggunakan lulur tradisional dari bahan alam. Penggunaan biji pepaya pada umumnya hanya dibuang atau di tanam atau dimanfaatkan sebagai bibit untuk dibudidayakan, padahal sebenarnya biji pepaya bisa diolah menjadi suatu sediaan yang bermanfaat. Biji pepaya kaya akan manfaat untuk kulit. Selain itu perawatan kulit kering juga dapat dilakukan dengan menggunakan kacang kedelai dan minyak zaitun. Tujuan: Membuat dan menguji stabilitas sediaan secara organoleptis dan pH pada sediaan lulur serbuk tradisional untuk mengatasi kulit kering dari biji pepaya (Carica papaya L) dan pati kedelai (Glycine max L) dengan minyak zaitun sebagai penambah aroma. Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan atau action research dengan instrumen lembar pengamatan. Pengujian stabilitas sediaan lulur serbuk tradisional dilakukan selama 3 minggu pada suhu sejuk 100C dan suhu kamar 250C. Hasil: Menunjukkan bahwa sediaan lulur serbuk tradisional biji pepaya dan pati kedelai yang disimpan pada suhu sejuk 100C memiliki stabilitas organoleptik bentuk, bau, warna serta tidak adanya jamur dan memiliki pH yang lebih baik dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar 250C. Simpulan: Dari penelitian ini memberikan hasil dan stabilitas yang baik selama 3 minggu. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan pengujian lain selain uji organoleptis dan pH dengan bentuk sediaan yang berbeda dari bahan biji pepaya dan kacang kedelai.