Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawatan Mandiri Pasien Tuberculosis
Main Authors: | Sitio, Sri Sudewi Pratiwi, Sembiring, Efrata, Purba, Bahtera Bindavid |
---|---|
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Program Studi Pendidikan Biologi
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/view/3223 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/view/3223/2165 |
Daftar Isi:
- Tuberkulosis merupakan penyakit menular kronis dimana Mycobacterium tuberculosis sering menginfeksi paru-paru. Di Puskesmas Langga Payung, Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2018, ditemukan 266 kasus positif TB Paru. Dari 266 kasus TB ditemukan 231 kasus (86%) kasus baru dan ditemukan 35 kasus (13,1%) MDR-TB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perawatan diri pada pasien tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan populasi penderita tuberkulosis yang datang ke Puskesmas Langgapayung. Besar sampel ditentukan dengan rumus Lameshow sebanyak 74 kasus TB baru dengan kriteria inklusi: Usia ≤ 50 tahun, sudah PMO, penderita TB sudah menjalani pengobatan <2 bulan, sistem pembayaran BPJS kesehatan dan kriteria eksklusi: HIV / AIDS, DM, tidak berdaya, dan menolak untuk berpartisipasi. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian diuji dengan Corbach alfa dan pengolahan data dilakukan dengan metode regresi logistik pada taraf nyata α = 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan antara umur (p = 0,04; p <0,05) RP (3,04; CI 95% (1,06-10,75)), pengalaman (p = 0,01; p <0,05) RP (4,84; 95% CI (1,39-16,8)), pengetahuan (p = 0,00; p <0,05) RP (8,12; 95% CI (2, 31-28,5)) dengan perawatan diri pasien tuberkulosis. Tidak ada hubungan antara pendapatan (p> 0,05) dan akses layanan (p> 0,05) dengan perawatan diri pada pasien tuberkulosis. Variabel pengetahuan merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan perawatan diri pasien tuberkulosis. Disarankan kepada pimpinan Puskesmas Langgapayung mengembangkan program promosi berbasis pengetahuan dengan memperhatikan budaya lokal dalam membina relasi antara petugas kesehatan, keluarga penderita TB, dan penderita TB.