Perdagangan Bebas dan Kesenjangan Kelas Sosial di Indonesia (Fokus Kajian Kerja Sama AFTA, IJEPA dan CAFTA)
Main Author: | Nasution, Robby |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
LLDIKTI Wilayah VII
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://e-jurnal.kopertis7.go.id/index.php/humaniora/article/view/284 http://e-jurnal.kopertis7.go.id/index.php/humaniora/article/view/284/237 |
Daftar Isi:
- Era-Globalisasi sedikit demi sedikit sudah mulai merubah wajah dunia saat ini mulai dari politik, ekonomi maupun budaya. Efekdari globalisasi sendiri telah membawa sistem perdagangan bebas di mana setiap Negara di dunia bebas memasarkan produknya ke negara mana pun di dunia. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang di kawasan ASEAN juga dihadapkan dalam fenomena perdagangan bebas ini, sejak tahun 2014 pemerintah sudah mensosialisasikan AFTA (ASEAN Free Trade Area). Bukan hanya AFTA saja, Indonesia juga sudah menjalin kerja sama dengan China (CAFTA -China Asean Free Trade Agreement ) serta Jepang (IJEPA -Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) dan Dalam jalinan kerja sama ini tentunya akan semakin banyak barang atau jasa yang akan masuk ke Indonesia serta para investor yang menginvestasikan modalnya ke negara ini. Era-perdagangan bebas ini tentunya akan menarik bagi para pemilik modal dan bukan bagi masyarakat kelas bawah. Hal ini akan memunculkan sistem kapitalisme yang berujung pada timbulnya jarak pemisah yang semakin besar antara si-kaya dan si-miskin. Ketimpangan atau kesenjangan yang ditimbulkan dari sistem perdagangan bebas ini akan memunculkan kecemburuan sosial yang pada akhirnya akan berujung pada konflik kelas sosial di Indonesia.