Pola pembinaan lembaga sosial terhadap para pengemis: studi di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK) Cisarua Bandung

Main Author: Masitoh, Imas Siti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsgd.ac.id/894/1/1_Cover.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/894/2/2_Abstrak.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/894/3/3_Daftarisi.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/894/4/4_Bab1sd4.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/894/5/5_Daftarpustaka.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/894/
Daftar Isi:
  • Pengemis merupakan orang yang mendapatkan penghasilan dengan cara meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Realitas kehidupan masyarakat ini memang memiliki fenomena tersendiri bahkan acapkali menimbulkan berbagai masalah sosial. Keberadaan para pengemis ini pun dikatakan sebagai salah satu dari masalah atau problem sosial yang ada pada masyarakat, oleh karenanya masalah ini memerlukan atau menuntut adanya upaya pemecahan masalah tersebut secara terencana dan menyeluruh. Pemerintah harus benar-benar memahami bahwa negara memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk pemenuhan seluruh hak-hak warga negaranya, termasuk persoalan pengemis. Dalam hal tersebut, salah satu langkah yang berhasil dicapai oleh pemerintah yakni dengan membentuk lembaga yang dapat membina, mengatur dan mengontrol sikap dan perilaku mereka. Sehingga mereka dapat hidup sewajarnya sebagai manusia yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Salah satu dari lembaga tersebut yaitu Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK) Cisarua Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui program dan kegiatan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK) Cisarua Bandung. Selain itu juga untuk mengetahui pola atau bentuk pelaksanaan dari kegiatan pembinaan serta faktor penunjang dan penghambatnya. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa masalah pengemis ini merupakan suatu gejala sosial yang masih, sedang, bahkan terus berjalan sampai saat ini. Hal ini muncul karena dibentuk oleh sejumlah orang yang bermentalkan pengemis dan kemudian diklaim sebagai penyimpangan perilaku yang diakibatkan dari aktifitas manusia yang saling berinteraksi, yang kemudian membentuk suatu budaya. Untuk mencegah hal tersebut, maka para pengemis ini membutuhkan penanganan serta pembinaan agar mereka memiliki kemampuan guna mencapai taraf hidup, kehidupan dan penghidupan yang layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, yang mana diarahkan pada pemulihan kedudukan dan peranan sosialnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Hal ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data primer dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, pengumpulan data ini juga dilengkapi dengan penggunaan referensi dalam bentuk buku-buku bacaan yang berkaitan dengan tema penelitian untuk mendukung data sebelumnya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa secara garis besar program kegiatan pembinaan yang diadakan di BRSBK ini sangat berpengaruh terhadap klien, terlepas dari sedikit banyaknya perubahan yang dialami oleh para klien. Misalnya, setelah mendapatkan pembinaan, para klien pada dasarnya semakin memahami hakikat kebendaannya baik sebagai makhluk Tuhan maupun makhluk sosial. Adapun faktor penunjang kegiatan pembinaan ini adalah dengan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang dari instansi-instansi terkait serta adanya semangat dan keinginan yang kuat dari para klien dalam mengikuti pembinaan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah waktu pembinaan yang dirasa terlalu singkat serta tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan beberapa materi yang disampaikan sangat lamban untuk diterima oleh para pengemis yang dibina oleh BRSBK tersebut.