Daftar Isi:
  • Alquran yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia dari sejak diturunkannya, sekarang, dan di masa yang akan datang. Sebab, isinya merupakan sumber segala macam bidang ilmu yang bersifat universal. Tetapi pada dasarnya, Alquran merupakan tuntunan bagi kehidupan manusia di dunia agar meraih kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu – dengan keuniversalan Alquran ini – penafsiran mengenai ayat-ayatnya sangat dibutuhkan. Ini untuk mengetahui kandungan hukum yang yang dimaksud Allah swt. yang ditujukan kepada hamba-hamba-Nya. Ada berbagai macam cara yang bisa ditempuh oleh para mufassir untuk menyampaikan hasil penafsiran ayat-ayat Alquran. Misalnya, disampaikan dengan pembahasan panjang lebar sesuai dengan urutan surat-suratnya (tartîb al-suwar) dari mulai surat Al-Fâtihah sampai Al-Nâs atau bisa disebut dengan metode tafsir tahlîlî. Biasanya, pembahasan tafsir seperti ini akan meliputi segala macam masalah. Ada yang membicarakan satu masalah seperti ilmu kalam, bahasa, fikih dan lain sebagainya dengan panjang lebar. Bahkan, terkadang pembahasannya sedikit kabur, dalam artian tidak terlalu menitikberatkan pada kandungan ayat. Metode penafsiran seperti ini kurang membantu para pencari informasi, apalagi bagi orang-orang awam, di dalam Alquran. Salah satu alternatif agar pesan-pesan yang terkadung dalam Alquran mudah tersampaikan kepada seluruh umat adalah dengan menggunakan metode tafsir mawdhûîâ€TM. Sebab, metode tafsir ini adalah metode tafsir yang menyampaikan pesan-pesan Alquran melalui satu tema bahasan. Metode ini akan membantu para pencari informasi dalam Alquran dengan mudah karena pesan-pesan yang dicari sudah terkumpul pada satu tema. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan kandungan ayat-ayat Alquran yang di dalamnya menyebutkan angka tujuh. Selain itu, tujuannya adalah untuk menemukan penafsiran angka tujuh ini pada penafsiran Al-Râzî dalam kitab Mafâtih Al-Ghâib. Penelitian ini tidak lepas dari kerangka pemikiran mengenai metode tafsir mawdhûîâ€TM. Metode ini adalah metode tafsir yang membahas masalah dalam Alquran berdasarkan satu tema. Adapun langkah-langkah pada metode tafsir ini adalah sebagai berikut; menetapkan masalah, menghimpun ayat, memahami munâsabah ayat-ayat, menyusun pembahasan, melengkapi pembahasan dengan dalil-dalil relevan, dan mempelajari secara keseluruhan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode peneltian deskriptif, yakni suatu metode yang berusaha menjelaskan interpretasi suatu masalah dengan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Metode ini menjelaskan kandungan ayat secara umum dan kemudian menjelaskan penafsiran angka tujuh pada ayatnya menurut pendapat Al-Râzî. Hasil peneltian ini adalah angka tujuh dalam Alquran ini berbicara pada perspektif sejarah, ilmu Alquran, fikih, astronomi, akhlak, dan teologi. Berkenaan dengan penafsiran angka tujuh, pada dua perspektif yakni teologi (ilmu Allah) dan akhlak, Al-Râzî menyatakan bahwa itu tidak bermakna tujuh tetapi menandakan sesuatu yang tidak terbatas.