Sintesis dan karakterisasi metil selulosa dari bonggol dan kulit nanas (Ananas Comosus)
Daftar Isi:
- Limbah bonggol dan kulit nanas seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik,kenyataannya limbah tersebut mempunyai kandungan karbohidrat yang bermanfaat. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam limbah tersebut cukup besar dan memungkinkan untuk dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengubah glukosa menjadi selulosa dan disintesis menjadi metil selulosa. Pada tahap pertama glukosa yang terdapat dalam bonggol dan kulit nanas diubah menjadi selulosa mikrobial dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum dengan penambahan sumber nitrogen dan karbon. Tahap kedua adalah sintesis metil selulosa dengan metilen klorida dan pelarut akuades dan aseton. Selulosa mikrobial yang sudah kering terlebih dahulu dilakukan swelling dengan penambahan NaOH, kemudian dilakukan metilasi dengan penambahan pelarut dan metilen klorida kemudian direfluks pada suhu 50-60°C. Metil selulosa kemudian dinetralkan, dicuci dan dikeringkan pada suhu 50°C. Hasil FTIR menunjukkan serapan selulosa yang khas untuk SM bonggol nanas pada bilangan gelombang 3377,36 cm-1 untuk ikatan -OH dan 2935,66 cm-1 untuk ikatan C-H dan pada SM kulit nanas yaitu 3377,36 cm-1 untuk ikatan -OH dan 2935,66 cm-1 untuk ikatan -CH. Rasio OH/CH pada MS-aseton memiliki nilai yang lebih kecil pada MS bonggol maupun kulit nanas yang disimpulkan bahwa aseton lebih efisien untuk digunakan sebagai pelarut pada tahap metilasi. Nilai DS dari MS bonggol dan kulit nanas diperkirakan masih kecil berdasarkan hasil uji kelarutan.