Manajemen Perpustakaan Berbasis Sistem Otomasi (Penelitian di Balai Diklat Keagamaan Bandung)
Daftar Isi:
- ABSTRAK Trifanny Magistra Audia Rahman: “Manajemen Perpustakaan Berbasis Sistem Otomasi”. (Penelitian di Balai Diklat Keagamaan Bandung) Penelitian ini beranjak dari fenomena penggunaan aplikasi E-Office yang terjadi di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung. Berkat penggunaan aplikasi ini proses penyimpanan database buku, peminjaman dan pengembalian buku menjadi lebih cepat. Meskipun begitu belum terlihat adanya perubahan yang signifikan dari jumlah pengunjung perpustakaan yang datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang Perpustakaan BDK Bandung, proses manajemen perpustakaan berbasis sistem otomasinya, manfaat yang dirasakan, dan masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan manajemen perpustakaan berbasis sistem otomasi. Dari mulai konsep perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, faktor penunjang dan penghambatanya, serta keberhasilan yang dicapai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengintegrasian sistem otomasi dalam kegiatan perpustakaan menurut Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin yang meliputi kegiatan pengadaan koleksi bahan pustaka, inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, layanan sirkulasi, pengelolaan terbitan berkala, dan pengelolaan anggota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumen, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan unitisasi data, kategorisasi data, dan penafsiran data. Adapun uji keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat, kecukupan referensi, kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, audit kebergantungan, dan audit kepastian Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Perencanaan perpustakaan bertujuan supaya perpustakaan bisa melaksanakan kegiatan simpan dan pinjam secara maksimal setiap harinya. (2) Pengorganisasian meliputi perincian pelaksanaan pekerjaan, pembagian kerja pegawai, mengabungkan pekerjaan para anggota, menetapkan mekanisme kerja, dan melakukan monitoring. (3) Pelaksanaan manajemen perpustakaan berbasis sistem otomasi menggunakan aplikasi E-Office dan juga dilakukan secara manual. (4) Kegiatan pengawasan meliputi pengawasan kegiatan perpustakaan, pengawasan hardware dan software, serta pengawasan kinerja pegawai Bidang Perpustakaan dan pegawai Bidang Teknologi Informasi. (5) Faktor penunjangnya yaitu pengguna yang mendukung, fasilitas, kemampuan aplikasi E-Office, koleksi bahan pustaka, inovasi pegawai, motivasi membaca, kepemimpinan, kebijakan pemerintah, dan kemudahan untuk memperoleh buku-buku perpustakaan dan produk teknologi informasi. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah tidak sempurnanya database buku, kurangnya pengetahuan pegawai perpustakaan, minat membaca pengunjung yang rendah, kendala aplikasi E-Office, kebiasaan buruk penggunjung perpustakaan, tingkat kesibukan, dan persaingan dengan Badan Litbang yang lain. (6) Keberhasilan manajemen perpustakaan berbasis sistem otomasi