Daftar Isi:
  • Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dimanfaatkan oleh pers sebagai media penyebaranluasan informasi. Berbagai media konvensional pun perlahan membuat versi online karena lebih banyak memiliki kelebihan salah satunya informasi lebih cepat diterima publik kapan dan dimana saja. Sementara itu, saat ini keberadaan pers seringkali digunakan sebagai alat pembentukan opini publik tentang suatu fenomena terutama dalam dunia politik. Seperti pada pemberitaan sengketa hasil pemilihan presiden 2014. Dalam waktu 10 hari Republika Online mengeluarkan 98 berita tentang proses penyelesaian sengketa pilpres tersebut. Terdapat 42 berita tentang kubu Prabowo-Hatta, 10 berita tentang KPU, 10 berita tentang Jokowi-JK, 16 berita tentang MK dan DKPP, 16 berita tentang pendapat para pakar dan akademisi dan 4 berita tentang Polri dan TNI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi teks dari berita sengketa hasil pemilihan presiden 2014 di Republika Online. Untuk mengetahui kognisi sosial dari berita sengketa hasil pemilihan presiden 2014 di Republika Online. Untuk mengetahui analisis sosial dari berita sengketa hasil pemilihan presiden 2014 di Republika Online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana deskriptif Penelitian ini menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik sebagai acuan dalam penelitian. Terdapat tiga dimensi konsep dalam analisis wacana model Teun A. Van Djik, yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan analisis sosial. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian yaitu: menentukan lokasi, menentukan subjek dan obek penelitian, menentukan metode penelitian, menentukan jenis dan sumber data, menentukan teknik pengumpulan data dan menentukan teknik menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi teks, ROL memiliki kecenderungan memojokkan pihak Prabowo-Hatta selaku pihak yang mengajukan gugatan sengketa hasil pemilhan presiden ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Pada dimensi kognisi sosial, ROL menyatakan diri sebagai media yang tidak berpihak kepada kubu-kubu yang tengah berseteru. Melainkan, mengawal jalannya proses hukum sengketa hasil pemilihan presiden 2014. Pada dimensi analisis sosial, ROL memiliki kekuatan dan akses memengaruhi wacana dalam menggambarkan pihak-pihak yang bersengketa. Penggambaran tersebut rentan akan kepentingan politik media untuk membentuk opini publik di masyarakat. Berdasarkan temuan ini dapat disimpulkan bahwa dalam memberitakan isu yang berkembang, media memiliki andil dalam menentukan opini publik. Meskipun ROL menyatakan tidak memihak pada dua kubu yang berseteru, namun berita yang disajiakan ROL lebih menyoroti salah satu pihak (Prabowo-Hatta). Sehingga, masyarakat disajikan berita-berita sesuai dengan ideologi dan kepentingan politik media tersebut.