Kepuasan Pernikahan pada Istri yang Dipoligami (Studi Kasus pada Istri Pertama Pimpinan Pesantren D di Kota Garut)

Main Author: Pauziah Lusiana, Pauziah (1210600070
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsgd.ac.id/296/1/1_cover.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/296/2/2_abstrak.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/296/3/3_daftarisi.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/296/4/4_bab1sd4.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/296/5/5_daftarpustaka.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/296/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berawal dari sebuah fenomena dimana seorang istri yang mengalami pernikahan poligami merasa lebih nyaman dan menikmati pernikahan poligaminya. Sedangkan banyak penelitian yang menjelaskan bahwa istri yang dipoligami bisa mengalami kerugian, selain itu pada umumnya perempuan tidak menginginkan untuk dipoligami. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kepuasan pernikahan pada seorang istri yang dipoligami, serta aspek mana yang paling dominan dalam kepuasan pernikahannya. Kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami istri terhadap hubungan pernikahannya, apakah pernikahan sudah sesuai dengan kebutuhan dan harapan keduanya. Kepuasan pernikahan ini cenderung berubah sepanjang perjalanan pernikahannya. Dalam kepuasan pernikahan ini terdiri dari sepuluh aspek, diantaranya : communication, leisure activity, religious orientation, conflict resolution, financial management, sexual orientation, family and friends, children and parenting, personality issue dan egalitarian role. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi, dengan jumlah subjek satu orang yaitu (S) yang merupakan istri pertama dari seorang pimpinan pondok pesantren dengan lamanya usia pernikahan lebih dari tiga puluh tahun. Untuk validitas data dilakukan pula pengambilan data kepada dua orang significant other yaitu (I) dan (A). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa subjek menikmati pernikahan poligaminya dan merasa puas terhadap pernikahannya. Hal ini dapat dilihat bahwa subjek menjadikan agama sebagai dasar bagi dirinya untuk memutuskan dipoligami dan sudah sesuai dengan harapannya. Pernikahan poligami menjadikan dirinya lebih mendekatkan dirinya pada Tuhan. Agama adalah pondasi dalam kehidupan rumah tangganya yaitu sebagai pencegah konflik, dasar untuk mendidik anak serta selalu berpikiran positif. Selain itu komunikasi yang efektif subjek dengan suaminya menjadikan dirinya merasa nyaman. Subjek selalu jujur kepada suaminya dan menyimpan kepercayaan yang besar pada suaminya. Hal tersebut menunjukkan bahwa communication dan religious orientation adalah aspek yang paling dominan dalam pernikahan subjek.