Sintesis senyawa 2-fenil-1h-fenantro[9,10-D]imidazol dan 2-(2-hidroksifenil)-1h-fenantro[9,10-D]imidazol dengan metode maos

Main Author: Gustianni, Indri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/1/1_Cover.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/2/2_abstrak.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/3/3_daftarisi.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/4/4_bab1sd4.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/5/5_daftarpustaka.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/1571/
Daftar Isi:
  • Senyawa organik yang telah disintesis dalam industri dan laboratorium kimia jauh lebih banyak dari pada yang diisolasi dari alam (hewan dan tumbuhan). Sintesis senyawa merupakan bagian yang berperan penting dalam pengembangan ilmu kimia dan aplikasinya untuk mengatasi masalah yang timbul dan memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai metode sintesis telah dikembangkan, mulai dari yang sederhana sampai yang menggunakan peralatan mutakhir, dengan tujuan sintesis senyawa-senyawa kimia yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik serta efektif dan efisien, terutama dari sisi waktu reaksinya dan rendemen. Metode MAOS (Microwave Assited Organic Synthesis) merupakan salah satu solusi dalam mencapai tujuan tersebut. Metode ini secara signifikan dapat mempercepat reaksi meningkatkan hasil reaksi, mengurangi produk samping, dan ramah lingkungan. Produk hasil sintesis di karakterisasi dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis), IR (Infra-Red Spectroscopy), dan MS (Mass Spectroscopy). Senyawa 2-fenil-1H-fenantro[9,10-D]imidazol (1) dan 2-(2-hidroksifenil)-1H-fenantro [9,10-D]imidazol (2) berhasil disintesis menggunakan metode MAOS menghasilkan padatan berwarna hijau dan kuning. Waktu reaksi hanya dibutuhkan sekitar 3 menit dengan daya keluaran 800 W dan rendemen senyawa 1 dan 2 diperoleh masing-masing 71,4% dan 20,9% meningkat dibandingkan metode sintesis secara sederhana. Berdasarkan hasil karakterisasi KLT dan trayek titik leleh yang relatif sempit, maka disimpulkan bahwa kedua senyawa hasil sintesis yang diperoleh telah murni. Penentuan struktur dilakukan dengan analisis spektrum IR untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang khas dan analisis spektrum massa untuk mengetahui puncak massa. Dari analisis kedua alat tersebut hasilnya sesuai dengan teori dan terlihat perbedaannya pada setiap senyawa.