Pendidikan Islam berbasis multikultural: Analisis konsep dalihan na tolu masyarakat Batak Angkola-Mandailing
Main Author: | Nuddin, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/7147/1/1823100242.pdf http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/7147/ |
Daftar Isi:
- Dalihan Na Tolu disebutkan sebagai identitas dan pedoman hidup yang mengatur sistem kekerabatan sudah semestinya menghasilkan nilai kemasyarakatan sekaligus pedoman serta faktor penentu dalam adat budaya Batak khususnya masyarakat Batak Angkola-Mandailing. Tulisan ini memiliki tujuan yaitu: mencari dan mene-mu¬kan landasan filosofis Dalihan Na Tolu masyarakat Batak Angkola-Mandailing; dan menampilkan nilai-nilai pendidikan Islam multikultural yang terkandung di dalamnya. Filosofi hidup orang Batak adalah tiga tungku masak (Dalihan Na Tolu). Ketiga unsur tersebut menjadi motto hubungan keluarga patlinear yang terdiri dari Mora, Kahanggi dan Anakboru. Ketiga unsur tersebut berperan penting dalam berbagai kegiatan masyarakat, khususnya Horja Siriaon, Siluluton dan Siulaon. Dalam posisi tersebut di sebutkan, setiap anggota masyarakat Batak harus menjadi Mora, sebaliknya sebagai Kahanggi dan demikian pula Anakboru. Ketiga unsur tersebut harus berpegang pada prinsip somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Sekaligus Dalihan Na Tolu sebagai sebuah konsep dalam mengantisipasi permasalahan dalam masyarakat Batak Angkola-Mandailing. Dalam menyelesaikan konflik, ketiga unsur Dalihan Na Tolu juga memegang peranan yang sangat penting. Yaitu dengan mempertemukan anggota keluarga yang berkonflik, dengan syarat ada tiga unsur yang terlibat di dalamnya, dan juga tokoh masyarakat lainnya jika konflik tersebut berkepanjangan. Nilai pendidikan Islam multikultural yang terkandung dalam Dalihan Na Tolu sebagai falsafah hidup masyarakat Batak Angkola-Mandailing dengan motto hormat na marmora, elek maranak boru, dan manat mardongan tubu antara lain; A. Tumbuhnya nilai kekeluargaan yang erat dalam masyarakat, b. Tradisi martahi/marpokat di antara unsur Dalihan Na Tolu sebagai nilai demokrasi, c. melahirkan nilai kasih sayang dalam kebersamaan, d. Budaya gotong royong dalam setiap horja (upacara pernikahan) yang dilaksanakan memperkuat nilai Bhinneka Tunggal Ika. Sedangkan kontribusi konsep Dalihan Na Tolu masyarakat Batak Angkola-Mandailing terhadap pengembangan pendidikan multikultural Islam antara lain; a. Sikap sapaan sebagai dasar keakraban, b. Konsensus dan menghargai pendapat, c. fleksibilitas dan keterbukaan, d. Sikap pengendalian diri yang menghasilkan keharmonisan, f. sikap mengutamakan keluarga.