Transformasi pendidikan agama islam dalam deradikalisme di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan

Main Author: Maisaroh, Maisaroh
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/6473/1/1620100165.pdf
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/6473/
Daftar Isi:
  • Fenomena radikalisme masih menjadi persoalan serius. Radikalisme merupakan suatu paham yang menginginkan adanya perubahan dalam sistem sosial dan seringkali menghalalkan cara kekerasan sehingga banyak yang menjadi korban dari misi radikal. Melawan radikalisme tidak hanya pada tataran tindakan. Tetapi juga pencegahan agar paham dan gerakan radikalisme tidak lagi muncul, terlebih pada anak remaja usia sekolah. Fokus penelitian ini adalah: Transformasi Pendidikan Agama Islam dalam Deradikalisme di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari (1) Bagaimana tingkat radikalisme siswa di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan. (2) Bagaimana transformasi pendidikan agama Islam dalam deradikalisme di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan. Penelitian ini merupakan penelitian mix methods, yaitu metode yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif, yang bertujuan untuk memperoleh data yang lebih komferehensif. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumenter. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yakni menggunakan dua metode yaitu penelitian desain penelitian sequential explonatory. Maka analisis data kuantitatif dijadikan sebagai metode utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat radikalisme siswa SMA Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan masuk dalam kategori “rendah” dengan nilai 40%. Transformasi pendidikan agama Islam dilakukan yaitu melalui pendidikan karakter, guru dituntut untuk terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri, menggunakan dua kurikulum yaitu K-13 dan JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu), guru menjadikan dirinya sebagai teladan, guru perlu melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode yang terkait kisah teladan, memilih model dan pendekatan yang sesuai dengan sasaran pendidikan, evaluasi diadakan secara berkelanjutan untuk menilai peserta didik, dan penting bagi guru menyusun strategis pendidikan nilai seiring dengan perkembangan globalisasi.